Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Juni 2020 Ada Tanda-tanda Secercah Harapan, Cahaya yang Baik bagi Ekonomi Kita..."

Kompas.com - 08/07/2020, 18:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Setelah sepanjang paruh semester I tahun 2020 ekonomi dalam negeri melemah akibat pandemi Covid-19, Pemerintah meyakini pemulihan ekonomi Indonesia akan dimulai pada kuartal III-2020.

Penyebaran virus corona memang membuat ekonomi dunia terpukul, tak terkecuali Indonesia. Sebagian besar aktivitas ekonomi berhenti akibat kebijakan penutupan wilayah untuk menekan penularan virus.

Alhasil, pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97 persen, jadi yang terendah sejak 2001. Bahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 diperkirakan kontraksi 3,1 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Uni Eropa Diprediksi Minus 8,3 Persen Tahun Ini

Meski demikian, Deputi I Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, ada angin segar ekonomi akan pulih di semester terakhir tahun ini. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator yakni PMI manufaktur Indonesia, indeks keyakinan konsumen, dan inflasi.

"Tapi ada hal yang menarik, di Juni 2020 ada tanda-tanda secercah harapan, cahaya yang baik bagi ekonomi kita, ditunjukkan oleh leading indicator," ujarnya dalam webinar BNI: Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal, Rabu (8/7/2020).

Ia menjelaskan, pada Juni 2020 PMI manufaktur Indonesia meningkat ke 39,1. Jauh lebih baik dari posisi April 2020 yang anjlok ke 27,5 dan Mei 2020 yang sebesar 28,6.

Begitupula dengan indeks keyakinan konsumen yang bergerak naik ke 83,8, membaik dari posisi di Mei 2020 yang berada di 77,8. Iskandar bilang, ini tak lepas dari penerapan kenormalan baru untuk kembali mengaktifkan perekonomian.

"Mei itu keyakinan konsumsen terhadap ekonomi Indonesa anjlok, tapi secara bertahap di Juni mulai meningkat," kata dia.

Baca juga: Gara-gara Corona, PT KAI Bakal Tekor Rp 3,44 Triliun

Penerapan kenormalan baru juga berimbas pada inflasi. Ekonomi yang mulai pulih meningkatkan permintaan sehingga berdampak pada kenaikan harga komditas. Menurut dia, ini terlihat dari kenaikan harga daging dan telur ayam ras.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2020 terjadi inflasi 0,18 persen. Daging ayam ras menjadi komoditas dominan yang memberi andil pada inflasi sebesar 0,14 persen, sedangkan telur ayam ras sebesar 0,04 persen.

"Kantor-kantor mulai dibuka, dan itu ciptakan warung-warung seputar kantor. Akibatnya permintaan lauk meningkat, implikasinya terjadi peningkatan harga telur dan daging ayam ras. Ini menunjukkan secercah harapan bahwa permintaan meningkat, dan aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak," jelas Iskandar.

Oleh sebab itu, Iskandar memastikan pemerintah akan terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan. Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 695,20 triliun.

Anggaran itu untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dukungan bagi UMKM, dunia usaha, dan pemerintah daerah. Ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020.

Kemudian, ada program exit strategy yang dijalankan berkaitan dengan kebijakan kenormalan baru. Menurut Iskandar, ada dua yang perlu dipertimbangkan dalam aspek exit strategy yakni perekonomian pulih dan aman dari virus.

Pencegahan penyebaran virus dilakukan melalui perluasan kapasitas treatment dan testing, serta menemukan obat dan vaksin. Kemudian penyelamatan perekonomian global dengan memberi dukungan bagi masyarakat dan dunia usaha yang terdampak, pembukaan ekonomi saat virus mereda, dan percepatan pemulihan ekonomi.

"Jadi bagaimana menjaga kesehatan masyarakat secara bersamaan dengan memberikan makan pada masyarakat kita. Ini memang bukan hal yang gampang, tapi kita perlu selamatkan perekonomian kita namun di sisi lain juga mencegah covid menyebar di rakyat kita," kata Iskandar.

Baca juga: IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia -0,3 Persen di 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com