Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pandemi, Pesanan Kereta Api INKA dari Luar Negeri Terus Melaju

Kompas.com - 03/08/2020, 15:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA mengatakan, kerja sama proyek pengembangan gerbong kereta api di Bangladesh masih terus berjalan hingga saat ini.

Bambang Ramadhiarto, SM PKBL, CSR & Stakeholder Relationship INKA menyampaikan peluang-peluang yang terjalin masih sangat banyak karena Bangladesh negara berkembang yang sedang membangun sarana dan prasarana kereta api.

"Khususnya di sektor perkeretaapian saat ini, Bangladesh sedang melalui dalam tahap pengembangan besar-besaran untuk penambahan prasarana, jalur-jalur baru, hingga elektrifikasi di beberapa wilayah. Hal tersebut juga dibarengi dengan investasi di sarana kereta penumpang biasa sampai dengan KRL," ungkap Bambang kepada Kontan, Minggu (2/8/2020).

Baca juga: PT INKA Uji Coba Lokomotif Pesanan Filipina

Namun, pihaknya masih enggan membuka lebih jauh berapa nilai investasi yang dikucurkan dari proyek ini.

Sebagai informasi, PT INKA mendapatkan tiga proyek besar pada 2019. Proyek pembuatan kereta api tersebut berlanjut pada pengerjaan 2020.

Ketiga proyek tersebut adalah pesanan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), Filipina, dan Bangladesh.

Untuk PT KAI, perusahaan yang berlokasi di Madiun itu menggarap LRT Jabodebek dengan 31 trainset atau 186 kereta. INKA juga telah menyelesaikan dua trainset LRT dan telah dikirim ke Stasiun Cibubur.

Sementara pesanan dari Bangladesh adalah 200 kereta penumpang. Sampai akhir tahun 2019, INKA telah menyelesaikan dan mengirim 114 kereta ke negara itu.

Baca juga: Perusahaan Patungan antara INKA, KAI dan Swiss Stadler Diteken

Adapun pesanan dari Filipina yaitu ada enam trainset Diesel Multi Unit (DMU), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak keseluruhan mencapai Rp 792 miliar. Khusus untuk tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang nilai kontraknya mencapai 1,3 miliar peso atau sekitar Rp 362 miliar.

Sebanyak dua dari empat kereta DMU pesanan Filipna tersebut sudah dikirimkan pada Desember 2019. Sedangkan sisanya, maksimal akan dikirim pada akhir Juli 2020.

PT INKA sendiri menyebutkan, beberapa kendala yang dihadapi pihaknya adalah persaingan dengan negara lain untuk melaksanakan penetrasi di negara-negara yang dituju.

"Mengenai hambatan, kami melihat adanya penetrasi-penetrasi dari negara-negara kompetitor seperti China, Korea hingga India. Mereka utamanya memakai skema G2G yang disertai paket pendanaan," sambungnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com