Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kejar Penerimaan Pajak Rp 1.268, Pengamat: Masih Masuk Akal

Kompas.com - 21/08/2020, 14:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021 menargetkan penerimaan pajak bisa mencapai Rp 1.268,5 triliun. Angka ini tumbuh 5,8 persen dari outlook 2020 yang sebesar Rp 1.198,8 triliun.

Pengamat Pajak Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai, target yang dipatok pemerintah tersebut merupakan perhitungan yang cukup tepat dan memungkinkan untuk dicapai. Lantaran, pertumbuhannya juga tidak terlalu besar.

"Kalau dilihat dari growth-nya saya kira masih masuk akal, tumbuhnya masih kisaran angka 5 persen-an. Mengingat tahun depan ekonomi kita sudah recovery," ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Jokowi Pasang Target Pajak Rp 1.268 Triliun, Ada Kemungkinan Direvisi?

Pemulihan ekonomi di tahun depan juga telah diperkirakan oleh banyak lembaga internasional. Ia bilang, lembaga asing memproyeksikan kalau pemulihan ekonomi Indonesia 'v-shape', yang artinya akan ada pemulihan yang cepat untuk 2021.

"Jadi dari segi pertumbuhan alaminya, yang disandingkan dengan data makroekonomi, maka target penerimaan pajak itu masih aman," kata dia.

Selain mengandalkan pemulihan ekonomi kata Fajry, penerimaan juga bisa terdorong dengan reformasi perpajakan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan melalui sistem compliance risk management (CRM). Sistem ini dengan cepat mendeteksi ketidakpatuhan dengan integritas data yang tinggi.

Ia menambahkan, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta jajarannya fokus pada pemulihan ekonomi dan reformasi perpajakan di tahun depan, setelah terpukul pandemi Covid-19 adalah hal yang tepat.

"Kita berharap, bagaimana implementasinya nanti juga selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Presiden," ujar dia.

Mengutip buku Nota Keuangan dan RAPBN 2021, pemerintah menyakini target pajak Rp 1.268,5 triliun bisa dicapai seiring dengan pulihnya aktivitas perekonomian dan upaya reformasi perpajakan yang akan dilakukan.

Penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) migas diperkirakan bisa sebesar Rp 41,1 triliun dan PPh non migas sebesar Rp 658,7 triliun, atau naik masing-masing 29,2 persen dan 3,2 persen dari outlook 2020.

Kemudian dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ditargetkan mencapai Rp 546 triliun atau naik 7,6 persen dari outlook 2020.

Penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ditargetkan mencapai Rp 14,8 triliun atau tumbuh sebesar 10,3 persen dibandingkan outlook 2020. Serta pendapatan pajak lainnya ditargetkan mencapai Rp 7,7 triliun, atau meningkat 3 persen dari outlook 2020.

Baca juga: Mulai Rp 38 Juta, Ini Daftar Lelang Mobil Sitaan Ditjen Pajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com