Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Anggaran Penanganan Covid-19 Masih Rendah, Ini yang Akan Dilakukan Sri Mulyani

Kompas.com - 24/08/2020, 21:24 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOAMPAS.com - Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru 25,1 persen dari keseluruhan pagu anggaran yang sebesar Rp 695,2 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, hingga 19 Agustus 2020, realisasi anggaran penanganan Covid-19 mencapai Rp 174,9 triliun.

Bendahara Negara itu mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan evaluasi atas setiap program yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 dan PEN.

 

Baca juga: Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Baru 25,1 Persen, Ini Rinciannya

Menurut dia, berdasarkan hasil evaluasi tersebut, program yang sudah dibentuk sebelum penanganan Covid-19 bisa direalisasi lebih cepat. Sementara, untuk program yang baru bentuk realisasinya cenderung lebih lambat.

"Evaluasi program PEN terlihat, program yang desainnya simpel dan sudah existing maka bisa dieksekusi dengan cepat, seperti pemberian bansos PKH (Program Keluarga Harapan) atau sembako," ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (24/8/2020).

"Namun apabila belum dibentuk dan merupakan program usulan baru, dengan sitauasi yang betul-betu sangat challenging sehingga eksekusinya butuh waktu," jelas dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menuturkan, untuk bisa mempercepat penyerapan anggaran hingga akhir tahun, Presiden Joko Widodo telah mengusulkan kepada Kementerian/Lembaga (K/L) untuk membuat desain program yang simpel. Meski di sisi lain, program yang bersangkutan juga harus akuntabel.

Namun demikian, Sri Mulyani mengatakan, untuk bisa menyusun sebuah program yang simpel, K/L juga terkendala persoalan data. Pasalnya, banyak data terkait program yang belum tersedia atau kalaupun sudah ada, data yang bersangkutan tidak diperbarui dalam waktu dekat.

"Terutama ketepatan nama, alamat, dan kalau ada (nama dan alamat), ada permasalah dengan nomor account dari tujuan (program) yang tidak selalu tersedia," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Tahun 2021, Anggaran Belanja KKP Rp 6,65 Triliun

Di sisi lain, pemerintah juga kerap kali harus meminta bantuan infrastruktur perbankan dalam proses penyaluran bantuan pemerintah.

Sri Mulyani mengatakan, pihaknya juga melakukan percepatan penggunaan PEN dengan mendukung dan membantu K/L bila membutuhkan perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

"Strategi percepatan penyerapan di kuartal III menjadi kunci agar bisa mengurangi kontraksi dan untuk menghindari technical reccession selama dua kuartal negatif berturut-turut," jelas Sri Mulyani.

"Meski di lihat pada kuartal II konsumsi, investasi cukup menantang, untuk memulihkan dibutuhkan kerja all out semua pihak, pemerintah menggunakan seluruh instrumen untuk akaslerasi di konsumsi, investasi, dan ekspor," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com