Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRI Telah Restrukturisasi Kredit Senilai Rp 182,8 Triliun

Kompas.com - 27/08/2020, 14:08 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) hingga 10 Agustus 2020 telah melakukan restrukturisasi kredit terhadap 2,9 juta debitur terdampak Covid-19 dengan nilai Rp 182,8 triliun.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, restrukturisasi terbesar dilakukan pada segmen usaha mikro, sementara segmen usaha menengah dan korporasi hanya sekitar 140 debitur.

“Kita perkirakan restrukturisasi sudah selesai di bulan Mei dan Juni, sedangkan bulan Julia da restrukturisasi namun relative kecil dan di Agustus hanya menyisakan debitur-debitur korporasi,” kata Agus melalui Public Expose, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: BRI Sudah Salurkan Seluruh Dana Titipan Pemerintah ke 716.815 Nasabah

Agus memperkirakan, sampai dengan akhir tahun dari total nilai restrukturisasi Rp 182,8 triliun, akan turun menjadi Rp 200 triliun atau sekitar 20 persen dari total nilai restrukturisasi saat ini.

“Sampai akhir tahun kurang lebih 20 persen dari total portofolio BRI yang kita restrukturisasi. Kita berharap Covid-19 tidak berkepanjangan sehingga debitur yang restrukturisasi berada di kisaran Rp 200 triliun,” jelas dia.

Agus menjelaskan, dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) konsolidasi 3,13 persen, perseroan memiliki strategi untuk mempertahankan NPL di level yang terjaga sampai akhir tahun.

Ini antara lain dengan melakukan monitoring ketat kepda debitur eksisting, terutama yang terdampak Covid-19.


“Portofolio existing tentu kita monitoring dengan ketat, kita lakukan upaya prefentif terhadap debitur terdampak Covid-19 sebgmana yang kita lakukan selama ini. Mana kala diantara debitur itu ada yang kesulitan lagi, kita review untuk kita lakukan restrukturisasi kembali. Namun jika tidak bisa itu akan jatuh menjadi NPL,” jelas dia.

Baca juga: BRI Restrukturisasi Kredit Rp 183,7 Triliun Per Juli 2020

Sementara itu, untuk debitur baru yang akan diakuisisi perseroan, maka perseroan mengambil langkah hati-hati dengan portofolio debitur tersebut dengan menelaah sektor usaha serta wilayahnya.

“Tapi sejauh ini beberapa debitur yang kita ambil adalah debitur yang bisa memberikan manfaat kepada kita, terutama debitur UMKM sektor mikro dengan pertumbuhan yang lebih tinggi daripada sektor lain,” jelas Agus. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com