Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,8 Persen Tahun Depan

Kompas.com - 19/10/2020, 14:46 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis pemulihan ekonomi nasional akan terus berjalan lebih baik mulai triwulan III hingga awal tahun 2021.

Perry memprediksi, pada triwulan IV pertumbuhan ekonomi akan positif sehingga mendorong pemulihan ekonomi.

Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,8 persen sampai 5,8 persen. Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di posisi yang cukup rendah, yaitu di bawah 2 persen. Sehingga inflasi tahun depan bisa terjaga pasa kisaran 3 persen plus minus 1.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tahun Depan

“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan naik mencapai sekitar 4,8 persen sampai 5,8 persen. “Inflasi Insya Allah tahun depan terjaga di 3 persen,” kata Perry dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10/2020).

Perry bilang, guna memulihkan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19, Bank Indonesia terus mengupayakan kucuran stimulus fiskal. Bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Menurut dia, sinergi yang terus dilakukan antara pemerintah BI, OJK dan LPS penting untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional terutaman dalam mendorong sektor riil.

“Memang berbagai indikator yang kami lihat menunjukkan pemulihan ekonomi terus berlangsung. setelah kontraksi 5,32 persen di triwulan II. Kami lihat berbagai indikator menunjukkan di triwulan III dan IV akan semakin baik,” tegas ,” ujar Perry.

Selain memastikan stimulus moneter dan makroprudensial yang terus dikucurkan, peran serta OJK untuk memperkuat pengawasan, yang didukung sepenuhnya oleh LPS juga semakin menguatkan stabilitas makro ekonomi untuk membangun pemulihan ekonomi nasional.

Perry bilang, ada beberapa hal penting untuk mengingkatkan sinergi kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Pertama, koordinasi untuk mendorong sektor ekonomi yang produktif dan aman.

Baca juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi Minus 1,5 Persen

 

Kedua, Menteri Keuangan diimbau mempercepat realisasi anggaran. Kemudian, optimalisasi stimulus fiskal untuk mendorong permintaan aktivitas produksi dan investasi. Keempat, relaksasi kredit oleh OJK, dan terakhir, digitalisasi dari sisi pembayaran untuk mendorong inklusi ekonomi dan keuangan.

BI juga terus melakukan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, yang mana ini sangat penting untuk mendorong pemulihan ekonomi, kepastian usaha dan sabilitas di sektor keuangan termasuk pasar modal.

“Kami terus memastikan nilai tukar tetap stabil baik intervesnsi di pasar spot, kalau diperlukan adalah pemberian SDN dari pasar sekunder,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com