Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Akses Kredit ke UMKM, Berisiko atau Justru Peluang Besar?

Kompas.com - 03/11/2020, 15:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja mengatakan, akses kredit dari perbankan ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu ditingkatkan.

Sulit dipungkiri, hingga saat ini, perbankan masih pilih-pilih memberikan akses kredit ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Padahal meski banyak risiko, ada banyak peluang besar dalam menggarap segmen UMKM ini.

"Ada risiko? sudah pasti ada. Dua-duanya ada, ada risiko tapi ada peluang besar," kata Enrico dalam Media Roundtable Discussion UOB Indonesia secara virtual, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: [POPULER MONEY] Syarat dan Cara Dapatkan BLT UMKM | Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11

Enrico menuturkan, memberikan akses kepada UMKM bagi dari segi pembiayaan atau mitra memiliki potensi yang menjanjikan.

Asalkan, dalam realisasinya, industri keuangan maupun korporasi yang hendak menjalin kerja sama jeli mengidentifikasi UMKM yang berpotensi tumbuh.

"Kalau kita bisa mengidentifikasi UMKM yang sangat berpotensi, lalu dukung memberikan kredit, dibanding negara lain, Indonesia lebih berpeluang besar. Karena usia penduduk Indonesia yang muda dan konsumsi market yang akan naik," ujar Enrico.

Pada tahun 2024, Indonesia bahkan dicanangkan menjadi salah satu dari 4 kekuatan Asia yang akan muncul, bersama China, Jepang, dan India.

China akan berada di peringkat satu yang bakal mengalahkan Amerika Serikat, setelah berada di peringkat ketiga tahun 2008 di bawah AS dan Jepang.

"Ini menarik sekali, jumlah populasi (Indonesia) besar. Dengan jumlah populasi besar, jumlah UMKM juga besar. Konsumen market besar, dan diharapkan akan menarik investasi asing yang mampu menciptakan lapangan kerja," papar Enrico. 

Baca juga: Kemenkop UKM Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS

Adapun menurut data pemerintah, hanya ada seperempat atau 26 persen UMKM yang telah mendapat akses kredit ke perbankan. Sedangkan 74 persen sisanya belum mendapat akses.

Dengan adanya UMKM yang perlu perhatian saat pandemi Covid-19, pemerintah maupun sektor finansial diharapkan bisa melihat peluang tersebut. 

Sebab, UMKM bisa menjadi tulang punggung ekonomi, bahkan di negara kecil seperti Singapura sekalipun.

"Karena UMKM lebih banyak menyerap tenaga kerja, dan bergeliat di bisnis domestik. Ke depannya dengan adanya krisis Covid-19, semoga mendobrak pemerintah dan sektor finansial mampu melirik, sebenarnya financing di UMKM suatu tantangan, tapi memberikan kesempatan yang baik," kata Enrico.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com