Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penas Bakal Jadi Induk Garuda dan Angkasa Pura, Perusahaan Apa Itu?

Kompas.com - 21/11/2020, 15:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk holding baru yakni sektor pariwisata dan penerbangan. Holding ini rencananya akan dipimpin oleh PT Survai Udara Penas (Persero).

Indonesia diprediksi akan menjadi pasar penerbangan terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2037, naik dari posisi ke-8 di tahun 2017. Ini jadi alasan kenapa holding BUMN penerbangan dan pariwisata mendesak untuk dibentuk.

Kementerian BUMN telah membentuk dan transformasi holding telah disusun dalam dua tahapan. Ada sejumlah BUMN dan anak usahanya yang digabung dalam holding BUMN yang dipimpin PT Survai Udara Penas (Persero).

Beberapa calon anggota holding antara lain PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (persero), PT Hotel Indonesia Natour, Angkasa Pura I Airports, Angkasa Pura II, PT Garuda Indonesia Tbk, dan Sarinah.

Baca juga: Erick Thohir Mau Bentuk Holding BUMN Jasa Survei

Lalu apa sebenarnya PT Survai Udara Penas (Persero) yang bakal jadi calon induk holding BUMN pariwisata dan penerbangan?

Nama BUMN PT Survai Udara Penas (Persero) atau biasa disebut Penas bisa dibilang merupakan perusahaan negara yang jarang terdengar namanya di publik Tanah Air. Perusahaan ini terbilang sangat kecil, baik dari sisi aset maupun pendapatan. 

Dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, Sabtu (21/11/2020), Penas merupakan perusahaan negara yang didirikan pada tahun 1961. Bidang usahanya yakni potret udara dan peta, baik untuk keperluan sipil dan militer.

Perusahaan ini awalnya bermula dari kegiatan pemotretan udara AURI yang saat ini menjadi TNI AU. Usaha pemotretan udara berkembang sehingga dibentuklah Lembaga Aerial Survey (LAS).

Baca juga: Jadi Holding BUMN Asuransi, IFG Kelola Aset Rp 72,5 Triliun

Baru kemudian di tahun 1961, pemerintah menetapkan terbentuknya perusahaan negara bernama Perusahaan Negara (PN) Aerial Survey atau disingkat Penas.

Perusahaan sempat berganti menjadi Perusahaan Umum atau Perum di era Orde Baru. Lalu statusnya berubah menjadi Persero agar berorientasi profit.

Penas saat ini diketahui memiliki tiga buah pesawat udara yakni satu pesawat Super King Air (PK-VKB), satu pesawat Cessna 402B (PK-VCD), dan satu pesawat Cessna 208B (PK-VIP).

Di samping kegiatan pemotretan udara, Penas juga menyewakan pesawat udara tersebut untuk berbagai keperluan angkutan udara, seperti angkutan penumpang, cargo maupun medevac (medical evacuation).

Baca juga: BUMN Nuklir Ini Mau Dimasukkan ke Holding BUMN Farmasi

Jumlah pesawat udara, apalagi yang diperuntukan untuk pemotretan pada era tahun 1960-an, terbilang masih sangat sedikit. Sehingga keberadaan BUMN ini sangat berperan vital.

Namun seiring perkembangan industri pesawat terbang, termasuk pesatnya perkembangan teknologi pesawat tanpa awak atau drone untuk berbagai pemotretan udara, bisnis BUMN ini tak lagi jaya sebagaimana puluhan tahun silam.

Pada tahap pertama pemerintah akan melakukan inbreng saham 7 BUMN kepada Penas sebagai induk holding BUMN Pariwisata. Nantinya akan dibentuk sub holding.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com