Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Vaksin Covid-19 Turun, IHSG Pekan Depan Diprediksi Melemah

Kompas.com - 22/11/2020, 17:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan diproyeksi akan terkonsolidasi melemah.

Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan, pelemahan terjadi akibat meningkatkan kasus Covid-19 di beberapa negara dan turunnya optimisme vaksin Covid-19.

"Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG. Support IHSG di level 5,541 sampai 5,462 dan resistance di level 5,628 sampai 5,657," kata Hans dalam laporannya, Minggu (22/11/2020).

Baca juga: Akhiri Pekan, Laju IHSG Terhenti

Hans menuturkan, vaksin Covid-19 sebetulnya sudah mendorong penguatan IHSG pada pekan ini, mengingat adanya keefektifitasan vaksin sudah mengalami pengajuan.

Data final vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menunjukkan keefektifan 95 persen. Vaksin yang diberi nama BNT162b2 itu terbukti efektif melawan virus Covid-19 setelah 29 hari pemberian dosis pertama.

Moderna juga merilis data awal keefektifitasan vaksin mencapai 94,5 persen. Vaksin dari Moderna ini memberikan harapan lebih besar karena dapat stabil pada suhu 36-46 derajat Fahrenheit. Sebelumnya Vaksin Pfizer membutuhkan suhu penyimpanan -94 derajat Fahrenheit, yang mempersulit distribusi.

Namun di tengah harapan vaksin, terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara. Di AS, terjadi kenaikan infeksi rata-rata mingguan 26 persen dibanding pekan lalu. Akibatnya sekolah ditutup dan warga dilarang merayakan Thanksgiving.

"Hal yang hampir sama terjadi di beberapa negara Eropa, mendorong potensi pertumbuhan negatif di kuartal IV 2020. Peningkatan langkah penguncian ekonomi dapat menganggu proses pemulihan ekonomi dan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham dunia," ucap Hans.

Dari sisi domestik, konsumsi rumah tangga mengalami penyusutan 3,49 persen pada kuartal III 2020. Hal ini yang mendorong ekonomi ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

Bank Indonesia pada RDG November kemarin pun kembali menurunkan suku bunga acuan BI-7DRR 3.75 persen untuk mendorong pertumbuhan kredit agar dapat menggerakan perekonomian.

Di kuartal IV 2020 mendatang, ekonomi Indonesia diperkirakan pada level -1 persen hingga 0,4 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan -1,7 persen hingga 0,6 persen.

"Ekonomi baru diperkirakan membaik pada tahun 2021 menjadi 4.5 persen sampai 5.5 persen. Tetapi hal ini sangat terpengaruh oleh vaksin Covid-19," pungkas Hans.

Baca juga: Sepekan, Volume Transaksi Saham di BEI Melonjak 13,54 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com