Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Faktor Pendukung Agar SDM Indonesia Bisa Unggul

Kompas.com - 23/11/2020, 15:33 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan, Indonesia saat ini sedang mengupayakan terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Oleh sebab itu, kata Ateng, untuk mewujudkan harapan dan cita-cita tersebut, ada tiga faktor yang harus diperhatikan dan segera dikembangkan secepat mungkin.

"Faktor pertama itu adalah pembangunan sejak dini, kedua bagaimana penyerapannya ketika memasuki lapangan pekerjaan atau ke dunia usaha, dan ketiga bagaimana posisi lansia secara aktifnya," ujar Ateng dalam diskusi webinar yang disiarkan secara virtual, Senin (23/11/2020).

Baca juga: Indonesia Hadapi Bonus Demografi pada 2037, Apa Manfaatnya?

Ateng menjelaskan untuk pembangunan sejak dini, saat ini Indonesia masih memiliki tugas memperbaiki angka stunting dan gizi buruk yang cukup tinggi.

"Stunting kita di 2018 sebesar 30,8 dan sekarang memang sudah 27,70 persen. Gizi buruk kita juga masih 3,9 persen. Ini masih harus kita perhatikan ke depan," ungkap dia.

Selain itu, jika dilihat dari pendidikan, masih banyak anak-anak Indonesia yang belum memasuki usia prasekolah, yakni sebanyak 37,9 persen yang berada di usia 3-6 tahun.

"Padahal untuk meraih Indonesia emas itu diperlukan anak-anak yang memiliki pendidikan usia yang baik, dan memiliki kesehatan yang baik," kata Ateng.

Kedua, yakni bagaimana anak bisa memasuki dunia kerja juga.

Ateng menyebutkan, berdasarkan data yang dia terima, skill yang dimiliki calon pekerja untuk bidang pertanian untuk low skill sekitar 96,3 persen, sementara untuk high skill hanya 0,1 persen di pertanian.

"Lalu kalau di jasa bagaimana? Masih bagus karena high skillnya masih mencapai 13,5 persen, sudah lumayan. Jadi untuk faktor memasuki lapangan pekerjaan dan bagaimana posisi lansia secara aktif harus benar-benar diperhatikan. Agar bisa menciptakan Indonesia emas," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com