JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim, Syahrul Yasin Limpo menyinggung soal korupsi yang sudah melekat di seluruh lapisan, mulai dari lapisan pemerintahan hingga masyarakat secara nasional maupun internasional.
Singgungan itu dia sampaikan saat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2020 hari ini, Rabu (16/12/2020).
Dia mengatakan, Hakordia mengingatkan kembali tentang kebahagiaan.
Baca juga: KKP Tangkap Kapal Illegal Fishing, Menteri KP Ad Interim Sebut Pengawasan Tidak Pernah Kendur
Perilaku korupsi sama saja mengancam kebahagiaan.
"Kalau korupsi berarti terancam kebahagiaanmu. Sementara apa yang kita cari dalam hidup? Yang kita cari cuma satu, bahagia bersama-sama anak-anak dan istri, keluarga," kata Syahrul dalam peringatan Hakordia KKP 2020 secara virtual, Rabu (16/12/2020).
Syahrul menyebut, tidak ada kebahagiaan yang bisa digantikan dengan harta sebanyak apapun.
Pangkat hingga harta berlimpah tentu tidak cukup diganti dengan kebahagiaan.
"Pangkat cukup untuk kebahagiaan? Uang cukup? Rumahmu yang besar cukup? Mobil yang berderet-deret cukup? Banyak rumah besar kita sepi di dalamnya. Biarkan rumah besar dan mobil itu, tak ada arti apa-apa," ucap dia.
Baca juga: Mentan Jadi Menteri KP Sementara, Ini yang Akan Dilakukan
Selain kebahagiaan, Hakordia mengingatkan semua pihak tentang integritas. Sebagai penjabat publik sekelas menteri, integritas diperlukan karena sudah dipilih dan dipercaya rakyat.
Apalagi, ada ancaman dan tanggung jawab besar bila berbuat kesalahan, kepada negara maupun Tuhan.
"Menjadi penjabat itu salah kau berbuat sedikit, penjara itu di depan kita. Untuk kita enggak apa-apa, tapi bagaimana dengan yang lain? Bagaimana yang di rumah (keluarga)? Maaf, saya enggak mau membahas-bahas ke situ," tutur Syahrul.
Syahrul mengajak seluruh jajaran KKP untuk memperbaiki kinerja dan menaati aturan, serta belajar dari kasus-kasus sebelumnya.
"Taati aturan itu. Jangan keluar dari aturan. Yang kemarin jadi ingatan, don't look back. Tidak ada lagi yang kemarin, yang ada adalah kalian dibutuhkan negara. Ini ibadah yang sangat luas. Sekarang bayar apa yang kemarin (berita) jelek itu, bayar," pungkas Syahrul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.