KOMPAS.com - Ada masa-masa ketika jawara manusia terkaya di bumi dipegang bergantian antara Bill Gates, pendiri Microsoft, dan Warren Buffett pendiri Berkshire Hathaway.
Beberapa nama juga bergantian menduduki "Top Five Richest People" baik dalam Forbes 400 List maupun Bloomberg Billionaires Index.
Sebut saja Carlos Slim Helu (Mexico, Telecom), Bernard Arnault (Perancis, Fashion), Amancio Ortega (Spanyol, Fashion), Larry Elison (Amerika, Oracle) dan Mark Zuckerberg (Amerika, Facebook). Hal itu berakhir hingga penghujung tahun 2015 atau di pertengahan tahun 2016.
Tahun 2017, praktis perusahaan-perusahaan teknologi mulai merangsek naik dan para pendirinya menjadi milyarder-milyarder papan atas di kedua media pemeringkat tersebut.
Kita menyaksikan sendiri di pembuka tahun 2021 ini bagaimana champion dan runner up sudah tidak melibatkan nama Bill Gates maupun Warren Buffett. Kini El Classico hanya diperebutkan dua nama, Elon Musk (Tesla, SpaceX, Hyperloop) dan Jeff Bezos (Amazon).
Dengan naiknya nilai pasar perusahaan-perusahaan yang mereka dirikan, maka sejumlah persentase saham yang mereka miliki menjadi berlipat ganda nilai dolarnya.
Tesla misalnya, sepanjang tahun 2020 yang diselimuti tiarapnya ekonomi global akibat pandemi Covid-19 justru nilai pasarnya naik 743 persen (lebih dari tujuh kali lipat) menjadi 830 miliar dollar AS, yang menobatkannya menjadi orang terkaya di dunia.
Saham Tesla yang digenggamnya sebanyak 20.6 persen.
Baca juga: Sempat Orang Terkaya Dunia, Elon Musk Ternyata Sempat Hampir Bangkrut
Sementara itu rivalnya, Jeff Bezzos sang pendiri Amazon turun tahta menjadi terkaya ke dua karena kepemilikan sahamnya "hanya" 10.88 persen di balik meroketnya harga saham Amazon di sepanjang tahun 2020.
Nilai pasar dan kepemilikan sejumlah saham menjadi hal yang mendadak sangat penting beberapa tahun terakhir.
Saat media memberitahu bahwa dirinya menjadi orang terkaya di dunia, Elon Musk -yang mungkin tak terlalu ambil pusing akan siapa yang paling kaya- hanya memberikan respon pendek, "How strange..".
Market Cap, nilai pasar, apa pesan yang didapat dari naik turunnya nilai pasar perusahaan-perusahaan global raksasa bagi perekonomian dunia?
Ini bukan soal digital atau bukan. Ini adalah soal apa dampak nilai saham individu per perusahaan di bursa dan nilai indeks keseluruhan saham-saham emiten di bursa-bursa nasional terhadap perekonomian riil.
Misalnya, apakah kenaikan tujuh kali lipat saham Tesla atau Amazon mengindikasikan kenaikan kesejahtaraan seluruh karyawannya, misalnya dengan kenaikan gaji dan tunjangan, kontribusi pajak yang signifikan terhadap negara.
Atau makin terbukanya perekrutan karyawan-karyawan baru dengan jumlah masif seirama masifnya nilai pasar perusahaan-perusahaan tersebut?