Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Harapan Ekonomi Pulih pada 2021, Berikut Faktor Pendorongnya

Kompas.com - 18/02/2021, 16:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih berjuang memulihkan perekonomian yang anjlok akibat pandemi Covid-19 hingga saat ini. Namun masih ada peluang untuk tetap bertumbuh tahun ini.

Ekonom PT Bank Amar Indonesia Tbk Rachel Elizabeth Hosanna mengatakan, Indonesia tetap akan bertumbuh tahun ini. Faktor pertama, terkait dengan ketersedian vaksin yang akan menentukan langkah dan pola pemulihan, apalagi pemerintah saat ini tengah mempercepat distribusi vaksin kepada masyarakat secara bertahap.

“Sebagaimana target pemerintah, vaksinasi kepada sekitar 181,5 juta penduduk Indonesia dilakukan dalam jangka waktu 15 bulan, sejak Januari 2021 hingga Maret 2022. Harapannya, dengan vaksin tersebut tercipta herd immunity dan ekonomi berangsur pulih,” kata Rachel dalam siaran pers, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Jika Kaya Raya Mendadak, Jangan Lupa Bayar Utang hingga Investasi

Selain itu, optimisme pelumihan ekonomi juga terlihat dari mulai berlanjutnya kegiatan ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat. Namun, ketentuan ini tidak menjadi halangan bagi pelaku ekonomi untuk tidak melakukan aktivitas ekonomi.

Setahun lebih, pelaku ekonomi dan masyarakat telah belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. Pola kerja baru mulai tercipta dan Covid-19 mendorong pelaku ekonomi dan masyarakat untuk lebih memperhatikan faktor higienis dan keseimbangan lingkungan. Tentu saja, hal ini positif bagi ekonomi berkelanjutan ke depannya.

Rachel juga menjelaskan, UMKM merupakan segmen industri yang tangguh menghadapi pandemi. Industri ini dapat cepat beradaptasi dengan kondisi pandemi dan siap menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemerintah juga telah berkomitmen mengucurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar lebih dari Rp 600 triliun, 60 persen di antara untuk sektor UMKM.

“Kontribusi industri UMKM untuk ekonomi nasional saat ini sebesar 63 persen. Hal ini dilakukan agar 64 juta unit UMKM di Indonesia dapat mendorong kenaikan konsumsi rumah tangga, sejalan dengan upaya pemerintah menarik gerbong ini agar lebih berkontribusi di kancah ekspor luar negeri,” kata dia.

Baca juga: Bitcoin Sudah Setara Harga Rumah, Bappebti Ingatkan Investor Hati-Hati

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com