Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Kredit Lelet Turun, BI: Bikin Orang Ragu Minta Kredit ke Bank

Kompas.com - 22/02/2021, 13:26 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyebut lambatnya respons perbankan dalam menurunkan suku bunga kredit justru membuat masyarakat masih ragu mengakses kredit dari perbankan.

Hal ini membuat penurunan suku bunga acuan BI-7DRRR sebesar 225 basis poin ke level 3,50 persen sejak Juni tahun 2019 menjadi kurang mempan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Kalau suku bunga turun akan mendorong ekonomi untuk segera pulih. Tapi yang terjadi spread mengalami kenaikan sehingga ini salah satu faktor kenapa orang juga masih ragu-ragu untuk minta kredit dari bank, karena suku bunganya masih tinggi," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam Taklimat Media, Senin (22/2/2021).

Baca juga: BI Proyeksi Pembiayaan Korporasi Meningkat dalam 3 Bulan ke Depan

Tercatat, penurunan suku bunga kredit bank masih sangat rigid hanya 83 bps ke level 9,70 persen sepanjang tahun 2020.

Hal ini berpunggungan dengan suku bunga deposito yang cenderung responsif terhadap penurunan BI-7DRRR yang dilakukan bank sentral.

Penurunan suku bunga deposito 1 bulan misalnya, sudah menurun 181 bps ke level 4,27 persen per Desember 2020.

Akibatnya, spread Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) terhadap suku bunga acuan bank sentral BI-7DRRR melebar sebesar 6,36 persen pada Desember 2020 dari sebelumnya 5,27 persen pada Juni 2019.

"Artinya memang bank mencoba mendapatkan keuntungan yang lebih di saat seperti ini. Sebenarnya ini sesuatu yang tidak kondusif tentu saja bagi perekonomian," pungkas Juda. 

Baca juga: DP 0 Persen Harus Diikuti Turunnya Suku Bunga KPR

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo geregetan dan bertanya-tanya mengapa suku bunga kredit bank sulit sekali turun.

Padahal, komponen pembentuk suku bunga sudah mulai mengalami penurunan.

Dari sisi kelompok bank, SBDK tertinggi tercatat pada bank-bank BUMN sebesar 10,79 persen.

Kemudian diikuti oleh BPD 9,80 persen, BUSN 9,67 persen, dan KCBA 6,17 persen.

Dari sisi jenis kredit, SBDK kredit mikro 13,75 persen, kredit konsumsi non-KPR 10,85 persen, kredit konsumsi KPR 9,70 persen, kredit ritel 9,68 persen, dan kredit korporasi tercatat 9,18 persen. 

Baca juga: Imbangi DP 0 Persen, REI Minta Bank Turunkan Suku Bunga KPR

Untuk itu, dalam setiap kesempatan dia meminta bank mampu menurunkan rigiditas suku bunga kredit.

Pasalnya, pemulihan ekonomi nasional sedikit banyak dipengaruhi suku bunga kredit yang rendah sehingga permintaan pembiayaan dari masyarakat meningkat.

"Bank Indonesia mengharapkan perbankan dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit/pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional," pungkas Perry usai Rapat Dewan Gubernur Bulan Februari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com