Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sahamnya Disuspensi Bursa Berhari-hari, Ini Penjelasan FORU

Kompas.com - 04/03/2021, 09:07 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comHarga saham perusahaan jasa periklanan, PT Fortuna Indonesia (FORU) terus melonjak signifikan dalam sepekan terakhir. Bahkan selama dua hari terakhir FORU mengalami suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) per 1 Maret 2021.

Chief Financial Officer merangkap Corporate Secretary FORU, Iwan Lee mengatakan dalam public expose insidentil, Rabu (3/3/2021), perusahaan saat ini masih dalam keadaan sehat.

Perseroan juga tidak mengetahui adanya informasi yang dapat mempngaruhi nilai efek perusahaan.

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13 Dibuka Hari Ini, Kuota 600.000 Peserta

“Kami pastikan tidak kondisi Perseroan sangat sehat, kami tidak menyangka banyak orang mengoleksi saham kami. Perseroan tidak mengetahui dan tidak menerima laporan adanya aktifitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan OJK,” kata Iwan.

Pada akhir Februari 2021 lalu, saham FORU terus melejit dengan kenaikan diatas 34 persen. Terakhir pada awal Maret 2021, FORU melonjak 24 persen di level Rp 304 per saham. Sepekan FORU berhasil naik 24,5 persen, dan secara tahunan telah naik 68,8 persen.

Dalam waktu dekat perseroan juga menyebut tidak memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi maupun right issue selama 3 bulan mendatang.

“Mengenai right issue, sampai saat ini belum ada rencana , dan secara equity kita masih positif,”ujarnya.

Perseroan juga menyebut tidak ada rencana backdoor listing seperti yang dilakukan PT Rajawali Corpora yang masuk bursa saham lewat jalur belakang dengan membeli 70,85 persen saham PT Eatertainment International Tbk (SMMT), senilai Rp 12,74 miliar dan mengganti nama emiten menjadi PT Golden Eagle Energy Tbk. Fokus bisnisnya juga berubah dari sektor food and beverage ke sektor pertambangan.

Baca juga: Sri Mulyani Jelaskan Kronologi Kasus Suap Pegawai Ditjen Pajak

“Mengenai backdoor listing kalau kita tidak mendapatkan informasi apapun dari anak perusahaan Rajawali, dan kita belum terima instruksi apapun dari pemegang saham utama kami,” ujar Iwan.

Tahun ini perseroan fokus pada pertumbuhan bisnis di masa pandemi Covid-19 ini. Perseroan terus berupaya untuk mempertahankan pencapaian di tahun sebelumnya, paling tidak target revenue perseroan sama dengan tahun lalu.

“Karena kondisi pandemi Covid-19 belum kelihatan surut, kita tidak bisa memproyeksikan dengan pasti. Situasi juga cepat berubah, tapi kita akan usaha semaksimal mungkin untuk mendapat target revenue setidaknya sama dengan tahun lalu,” tegas Iwan.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com