Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Dilarang, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi?

Kompas.com - 26/03/2021, 18:28 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran mulai tanggal 6-17 Mei 2021. Keputusan tersebut diambil mengingat tingginya angka penularan dan kematian akibat Covid-19.

Pembatasan mudik ini berpotensi membuat daya beli masyarakat lemah dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi tahun 2021.

Namun, Ekonom Bahasa Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menyebut, ada peningkatan yang lebih kuat dari masifnya vaksinasi meski mudik kembali dilarang tahun ini.

Baca juga: Soal Larangan Mudik Lebaran, Luhut: Memang Kita Enggak Punya Pilihan Banyak...

"Kemajuan vaksinasi mungkin menyebabkan peningkatan yang sangat cepat dalam mobilitas masyarakat dan kepercayaan konsumen ke depan," kata Satria dalam laporannya, Jumat (25/3/2021).

Satria memproyeksi, ekonomi Indonesia pada tahun ini justru melesat pada rentang 5,1 persen hingga 6 persen. Asumsinya, jika vaksinasi efektif sehingga dapat mengarah pada pemulihan ekonomi yang kuat di kuartal III dan kuartal IV 2021.

Angka itu tak berlebihan lantaran beberapa negara yang mempercepat vaksinasi dan efektif menahan penyebaran pandemi juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi positif.

Korea dan AS misalnya, menargetkan pertumbuhan ekonomi di rentang 3 persen hingga 4 persen.

"Pertumbuhan lebih tinggi dibanding dengan basis pra-pandemi," ungkap Satria.

Di sisi lain, pemulihan mobilitas dan konsumsi masyarakat kini telah mencapai fase yang cukup menggembirakan, termasuk di luar Jawa.

Mengingat PDB Jakarta adalah 20 persen dari Indonesia, pembatasan mudik dapat membuat orang enggan keluar masuk Jakarta. Tetapi, larangan mudik ini tidak akan membuat orang takut untuk makan di luar dan berbelanja.

Baca juga: Tekan Kasus Covid-19, Menteri PANRB Usulkan Libur Lebaran Dipersingkat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com