Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP: Hampir 99 Persen Benih Lobster Vietnam Berasal dari Indonesia

Kompas.com - 16/04/2021, 09:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini tak lagi mengizinkan ekspor benih lobster (benur).

Kementerian yang berfokus pada sektor bahari ini fokus untuk membudidayakan lobster di dalam negeri, mengingat potensinya yang besar. KKP tak lagi ingin "memperkaya" Vietnam yang jadi pengekspor lobster terbesar di dunia.

"Vetnam sebagai pengekspor besar (lobster ukuran konsumsi) di dunia benihnya hampir 99 persen dari kita (Indonesia). Kenapa enggak kita yang (jadi pengekspor) terbesar?," ucap Plt Direktur Jenderal PSDKP KKP, dalam keterangannya kepada media, Kamis (15/4/2021).

Baca juga: Marak Penyelundupan Benih Lobster, Ada yang Dibungkus Kangkung

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KKP ini mengungkap, Menteri KP Trenggono telah melarang ekspor benih lobster.

Keputusan ini berbeda dengan pendahulunya, Edhy Prabowo. Selain rawan kongkalikong, ekspor benur dinilai terlalu merugikan Indonesia yang punya laut membentang dari Sabang sampai Merauke.

"Jadi janganlah kita yang ngasih bahannya atau bibitnya. Biarin, biarin mereka (Vietnam) tahu. (Ekspor benur) akan terus dilarang dengan maksud untuk kita utamakan budidaya," papar Antam.

Kendati demikian Antam tak memungkiri, semakin banyak modus penyelundupan benih lobster ke luar negeri.

Tercatat sejak 23 Desember hingga 14 April 2021, ada 35 kasus penyelundupan dengan potensi kerugian Rp 210,08 miliar.

Baca juga: Resmikan Kapal VLCC, Erick Thohir Ingin Pertamina Kembali ke Masa Jayanya

"Dengan adanya pelarangan ini modusnya luar biasa sekarang. Mungkin harganya lebih tinggi karena jadinya barang haram. Jadi mereka (para penyelundup) lebih pintar," tutur Antam.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan KKP, Rina menambahkan, para penyelundup kerap memanfaatkan kelengahan petugas.

Mereka mencari tempat penangkapan benur yang jarang diawasi petugas. Mereka juga memilih pelabuhan tangkahan untuk pengeluaran, dan bekerja sama dengan oknum sehingga benur lebih mudah keluar.

Penyelundupan benur juga dibarengi dengan komoditas hasil perikanan lainnya, seperti kepiting, ikan hidup, ikan arwana, karang hias, lobster bertelur, kepiting undersize, hingga produk olahan perikanan tanpa izin.

"Kalau di bandara, mereka (masuk pemeriksaan) di menit-menit terakhir sehingga barang cepat naik, kita tidak bisa dengan cepat mengontrol. Kalau untuk produk perikanan memalsukan nomor registrasi dan lain-lain," ungkap Rina.

Baca juga: Garuda Buka Rental Simulator Pesawat, Berapa Tarifnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com