Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepatan Dana Hibah Rp 2,4 Trilun, Sandiaga Uno: Skemanya Stagnasi dengan Kemenkeu

Kompas.com - 27/07/2021, 11:37 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, dana hibah pariwisata yang ditargetkan meluncur di kuartal III tahun 2021 ini sebesar Rp 2,4 triliun, tersendat lantaran skemanya mengalami stagnasi dari hasil pembahasan Kemenparekraf dengan Kementerian Keuangan.

“Bantuan pemerintah untuk usaha pariwisata meraup relokasi dari bangga berwisata di Indonesia, skemanya mengalami stagnasi dari hasil pembahasan kami dengan Kemenkeu,” kata Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin (26/7/2021).

Sandiaga mengungkapkan, pihaknya terus mendorong percepatan dana hibah tersebut yang ditargetkan penyalurannya bulan Juli 2021 ini.

Baca juga: PPKM Darurat, Sandiaga Uno Bakal Percepat Penyaluran Dana Hibah Pariwisata

Di sisi lain, ia menilai keterlambatan dalam pembahasan bersama Kemenkeu adalah sebagain upaya memintigasi penyaluran yang tidak tepat sasaran.

“Per hari ini masih saya dorong, saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, tapi memang teman-teman dari Kemenkeu ingin skema PEN ini tepat sasaran dan tepat manfaat bisa tereksekusi dan tidak terjadi kebocoran yang dikhawatirkan mengurangi efektifitasnya,” jelas Sandiaga.

Ia menambahkan, agar efektifitasnya terjaga penyaluran bantuan ini juga harus mengedepankan Good Corporate Governance (GCG) yang berdasarkan revitalisasi, relokasi dan refocusing.

“Jadi untuk Governance yang baik, teman-teman di Kemenkeu melakukan revitalisasi, realokasi dan refocusing ini yang kita jalankan,” jelasnya.

Sandiaga memastikan, pihaknya akan melakukan percepatan agar dana hibah tersebut segera dapat membantu sektor pariwisata yang terdampak. Basis data bersumber dari BKPN terkait dengan perusahaan sektor pariwisata yang terdatar di OSS, sementara tenaga kerja diperoleh dari data BPS.

“Kami mengupayakan maksimal, dan kita sudah membentuk tim percepatan, total pagu anggaran Rp 2,4 triliun . Kami sekarang tengah memfinalisasi skema hibah pariwisata menjadi bantuan pemerintah untuk pariwisata,” jelas dia.

Sandiaga menjelaskan, dana hibah merupakan realokasi dari program Bangga Berwisata di Indonesia. Sejak awal tahun ini, pihaknya telah melakukan penghematan APBN hingga jilid keempat dengan total realokasi Rp 1,8 triliun.

Adapun beberapa program yang mengalami penghematan meliputi pos pemasaran, kegiatan dan even produk pariwisata. Namun, selama program ini bisa menyentuh masyarakat, tentunya ini akan direalisasikan karena telah ditunggu oleh para pelaku parekraf.

“Pemotongan sekarang sudah masuk ke penghematan jilid dan totalnya lebih dari Rp 1,8 triliun semaua program kita lakukan penghematan, termasuk program unggulan dan program andalan. Bantuan pariwisata kita menggunakan dana PEN trgetnya mulai bulan juli ini finalisasinya, kita percepat mudah-mudahan tidak tertunda lagi,” tegas dia.

Baca juga: Awalnya untuk Calon Jemaah Haji, Hibah Vaksin Sinopharm dari UEA Akan Diberikan ke Kelompok Difabel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com