Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

NTP September 2021 Naik, Kementan Minta Semua Pihak Jaga Momentum

Kompas.com - 01/10/2021, 15:31 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengapresiasi meningkatnya nilai tukar petani (NTP) pada September 2021 yang mencapai 105,68 atau naik sebesar 0,96 persen month to month (mtom).

Dia berharap, segenap aspek pemerintahan pusat dan daerah menjaga momentum ini melalui dukungan terhadap para petani yang sedang berproduksi. Sebab, hanya dengan cara ini sektor pertanian tetap tumbuh dan tangguh.

"Sektor pertanian sangat berkaitan dengan kesejahteraan dan angka kemiskinan. Tentu kami mengajak semua komponen bangsa menjaga harga dan momentum baik ini agar tetap berlanjut dan berdampak besar pada kesejahteraan petani," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Adapun, kenaikan NTP tersebut diketahui berdasarkan siaran pers Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (1/10/2021) yang menyebut komoditas jagung, beras, dan ketela rambat menjadi kontributor kenaikan NTP pada September 2021.

Baca juga: Kementan Pastikan Stok Jagung Aman, Capai 2,75 Juta Ton hingga 20 September 2021

Ketiga komoditas tersebut dinilai berkontribusi terhadap angka NTP September karena dukungan berbagai program pemerintah untuk menjaga stabilitas produksi dan pasar.

Kuntoro menambahkan, khusus komoditas jagung saat ini memang sedang menjalani panen raya yang terjadi hampir di semua sentra, terutama di beberapa provinsi di Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

"Begitu juga dengan kondisi di luar Pulau Jawa yang sedang panen raya di banyak tempat. Pulau Sulawesi dan Kalimantan adalah dua provinsi sentra yang menghasilkan produksi jagung dalam skala besar,” jelasnya.

Kuntoro menyebutkan, Kementan senang dengan kontribusi positif komoditas ini terhadap kesejahteraan petani.

Baca juga: Masa Puncak Panen Tiba, Kementan Pastikan Stok Jagung Cukup Untuk 3 Bulan ke Depan

Sebelumnya, Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis resminya menjelaskan, kenaikan NTP disebabkan subsektor tanaman pangan meningkat 1,14 persen, yaitu indeks yang diterima petani naik sebesar 1,05 persen.

Adapun, komoditas yang dominan dalam kenaikan tersebut, di antaranya harga gabah, harga jagung, dan harga ketela rambat.

Selain itu, NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami kenaikan sebesar 2,12 persen, yakni indeks yang diterima petani naik 2,17 persen.

Produk yang dominan dalam kenaikan ini, di antaranya adalah kelapa sawit, karet, dan kakao.

Menurut Margo, hal serupa juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) September 2021 yang mencapai 105,58 atau naik sebesar 0,74 persen jika dibandingkan Agustus 2021.

Baca juga: Masuki Masa Panen Jagung, Kementan Yakin Penuhi Kebutuhan Pakan Ternak

"Sama seperti NTP, kenaikan NTUP juga disumbang tanaman pangan yang mencapai 98,65 atau naik nya 0,87 persen. Kemudian tanaman perkebunan rakyat mencapai 125,38 atau naik 1,90 persen," katanya.

Kemudian, lanjutnya, rata-rata perkembangan harga gabah di tingkat petani pada September 2021 mengalami kenaikan, yakni gabah kering petani (GKP) naik sebesar 2,25 persen (m to m).

Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) naik sebesar 0,19 persen. Meski begitu, baik GKP maupun GKG mengalami penurunan jika dihitung berdasarkan year on year (yony).

"Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan (GKP) naik 2,28 persen (mtom) dan gabah kering giling naik 0,32 persen. Secara detail rata rata harga gabah kering panen September 2021 mencapai Rp 4,548 per kilogram," tuturnya.

Baca juga: Bantu Jaga Produktivitas Petani di Jatim, Kementan Bangun Bengkel Keliling Alsintan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com