Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iming-iming Profit Tinggi dan Stabil Jadi Alasan Orang Tertipu Investasi Bodong Berkedok Robot Trading

Kompas.com - 02/10/2021, 06:38 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik investasi ilegal atau bodong berkedok robot trading tengah marak bermunculan.

Hal itu terlihat dari data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, yang memblokir 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) tidak berizin pada Agustus lalu, di mana mayoritas entitas berkedok robot trading.

Salah satu ciri utama dari praktik robot trading bodong ialah iming-iming keuntungan tinggi dan stabil untuk para penggunanya.

Baca juga: Mengapa Robot Trading Berbahaya dan Merugikan Orang?

Tawaran tersebut menjadi menggiurkan bagi sebagian orang, sebab robot trading dinilai dapat menjadi solusi untuk mendapatkan keuntungan secara stabil dan mudah, tanpa perlu melakukan banyak usaha.

“Kebanyakan mereka yang bergabung tergiur pada iming-iming profit besar tanpa perlu kerja sama sekali. Apalagi sekarang kondisi ekonomi sedang susah, ditawari hal seperti itu seakan-akan menjadi solusi permasalahan ekonomi,” tutur Pengamat dan Praktisi Investasi, Desmond Wira, kepada Kompas.com, dikutip Sabtu (2/10/2021).

Meskipun sudah banyak yang diblokir, pengguna robot trading diproyeksi masih akan menggunakan ‘alat investasi’ itu, sebab masih menerima pendapatan secara rutin.

Padahal, Desmond meyakini, pendapatan yang diterima tersebut merupakan hasil dari sistem member get member yang dijalankan, robot trading jelas terindikasi sebagai praktik yang menggunakan skema ponzi atau money game.

Baca juga: Uang Bisa Hilang Seketika, Ini Modus Investasi Bodong Berkedok Robot Trading

Dengan demikian, pengguna robot trading mendapatkan keuntungan secara rutin dari dana yang Ia tempatkan, atau dana yang ditempatkan pengguna baru lainnya.

Member get member ini dibutuhkan karena modus sebenarnya adalah money game. Sistem money game selalu membutuhkan member baru, di mana uang member baru digunakan untuk membayar member lama,” ujarnya.

Oleh karenanya, pengguna robot trading diyakini baru akan berhenti setelah praktik tersebut ambruk, diawali dengan gagal melakukan pembayaran kepada nasabah, hingga berujung pada raibnya dana yang ditempatkan.

“Mereka baru sadar nanti kalau robot trading tersebut akhirnya terbukti adalah investasi bodong atau money game. Saat itu terjadi, sebenarnya sudah sangat terlambat,” ucap Desmond.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com