Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Pertumbuhan Keuangan Syariah Lebih Cepat ketimbang Konvensional

Kompas.com - 27/10/2021, 16:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia menunjukkan peningkatan. Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah lebih cepat dibanding keuangan global.

Hal ini terlihat dalam State of Global Islamic Economic Report menunjukkan, pada tahun 2019 jumlah masyarakat muslim dunia mencapai 1,9 miliar dengan total pengeluaran produk halal mencapai 2,02 triliun dollar AS.

Di tahun 2024 mendatang, angka tersebut diproyeksi meningkat mencapai 2,4 triliun dollar AS seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat muslim dunia.

Baca juga: Terus Tumbuh, Pembiayaan Industri Jasa Keuangan Syariah Tembus Rp 434,5 Triliun

"Dalam tatanan global ekonomi dan keuangan syariah khususnya sektor keuangan syariah telah mengalami pertumbuhan lebih cepat melampaui keuangan konvensional," kata Ma'ruf dalam pembukaan ISEF, Rabu (27/10/2021).

Ma'ruf menuturkan, potensi ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia. Indonesia memiliki kesempatan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia.

Hal tersebut dilakukan melalui peningkatan ekspor produk halal guna memenuhi permintaan produk halal global, mengingat posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tatanan global saat ini cukup menggembirakan.

"Data State of Global Islamic Economic Report menyebutkan, bahwa indikator ekonomi syariah di Indonesia terus membaik dan tahun 2020 berhasil mengalami peringkat keempat dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA," tutur Ma'ruf.

Dari indikator ekonomi syariah tersebut, kata Ma'ruf, posisi ekonomi dan keuangan syariah indonesia masuk dalam peringkat sepuluh besar.

Bahkan, dua di antaranya masuk dalam peringkat 5 besar dunia, yakni sektor makanan minuman halal dan sektor fashion atau pakaian muslim.

Baca juga: Hasil Investasi Asuransi Syariah Terus Membaik

"Maka ini tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan syariah dan menjadi lead pada sektor industri halal di masa yang akan datang," beber dia.

Di sisi lain, Indonesia juga didukung oleh potensi yang dimiliki, antara lain market share keuangan syariah per Desember tahun 2020 yang telah mencapai 9,80 persen.

Konsep ekonomi dan keuangan syariah yang sifatnya inklusif pun telah menjadi lifestyle di Indonesia maupun negara dunia lainnya.

"Ini diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lainnya yang memiliki market share ekonomi syariah yang memilliki porsi lebih dari 10 persen," pungkas Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com