Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 3 Daerah yang Paling Banyak Diincar Pencari Rumah

Kompas.com - 19/01/2022, 02:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan mengungkapkan ada tiga wilayah yang menjadi primadona pencarian properti pada tahun 2021 yakni Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Sleman Yogyakarta dan Surabaya Jawa Timur.

"Lokasi-lokasi mana yang menjadi primadona pencarian properti, kita melihat di sini ada Tangerang Selatan dengan kenaikan yang cukup tajam sekitar 117 persen, kemudian Sleman 42 persen dan Surabaya 38 persen," ujar Wasudewan dalam seminar daring Rumah123.com dilansir dari Antara, Rabu (19/1/2022).

Menurut dia, hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pembangunan sarana infrastruktur di ketiga wilayah itu.

"Kita sama-sama tahu di Tangerang Selatan, Banten terjadi pembangunan infrastruktur salah satunya adalah pembangunan Jalan Tol Serpong-Balaraja," katanya.

Baca juga: Tips dan Untung Rugi Membeli Rumah Lewat Over Kredit

Kemudian, lanjut Wasudewan, di Sleman dengan adanya pembangun Jalan Tol dari Solo ke Yogyakarta maka ini juga meningkatkan pencarian properti di Sleman. Begitu juga di Surabaya terjadi peningkatan yang cukup tinggi.

Deputy CEO 99 Group Indonesia itu juga menambahkan bahwa pencarian properti sepanjang tahun lalu masih didominasi oleh rumah tapak.

"Kalau kita melihat saat ini memang pencarian properti masih didominasi oleh rumah tapak sekitar 84 persen," kata Wasudewan.

Selain itu pencarian juga mengalami kenaikan yang signifikan di tanah, apartemen, kantor dan area komersil.

Baca juga: Apa Perbedaan Dinar dan Dirham?

Di samping itu dalam paparannya, Wasudewan menyampaikan bahwa pencarian rumah di bawah Rp 400 juta mengalami peningkatan dari 37,9 persen di Semester Pertama ke 39,1 persen di Semester Kedua.

Data BI

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan permintaan properti residensial mengalami peningkatan sepanjang 2021.

"Memang di tahun 2021 mengalami peningkatan namun dengan harga yang cenderung terkendali," ujar Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Ndari Surjaningsih.

Menurut dia, kenaikan permintaan sektor properti tercermin dari peningkatan penjualan rumah pada Kuartal III 2021, terutama pada rumah tipe menengah dan besar.

Baca juga: Seberapa Kaya VOC hingga Jadi Cikal Bakal Penjajahan Belanda?

Walaupun harga properti Indonesia tumbuh positif, namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain pertumbuhan harga di Indonesia masih relatif lebih rendah. Pertumbuhan harga properti residensial tersebut terjadi di banyak kota di Indonesia.

Dalam paparannya, Ndari Surjaningsih juga menyampaikan bahwa tren pertumbuhan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) meningkat sepanjang tahun lalu. Pertumbuhan KPR meningkat didorong oleh penurunan suku bunga, relaksasi Loan to Value (LTV) dan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

"Kalau dari pertumbuhan KPR sepanjang 2021 meningkat yang berasal dari generasi milenial dengan risiko yang relatif terkendali," kata Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI tersebut.

Kebijakan BI sendiri untuk mendukung kinerja sektor properti ke depan, antara lain melonggarkan rasio LTV/FTV pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk semua jenis properti yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2022.

Baca juga: Kenapa Letak Stasiun KA di Indonesia Sering Kali Sangat Berdekatan?

Selain itu BI juga menghapus ketentuan pencairan bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian. Kebijakan ini pun berlaku sampai dengan 31 Desember 2022.

"Hal ini diharapkan bisa mendorong perkembangan sektor properti ke depan," kata Ndari Surjaningsih.

"Hal menarik adalah pencarian properti di atas Rp 2 miliar ke atas mengalami peningkatan. Kemungkinan hal ini terjadi bahwasanya dengan adanya Fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), harga rumah di atas Rp 2 miliar menjadi menarik," katanya.

Baca juga: Apa Itu Biaya Provisi pada KPR Bank?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com