Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20, Pemerintah: Kami Ingin Memberikan "Sense" bahwa Kita Perlu Pulih Bersama

Kompas.com - 15/02/2022, 08:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan membahas dampak pandemi Covid-19 dalam forum G20. Adapun yang dibahas antara lain, peningkatan pengangguran hingga penurunan investasi dan produktivitas pekerja akibat pandemi Covid-19.

Dalam pembahasan, Indonesia akan mengajak dunia mencari solusi mengatasi luka memar tersebut, termasuk mencari kebijakan yang efektif untuk meringankan luka.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra mengatakan, komunikasi secara global diperlukan agar dunia pulih bersama-sama.

Baca juga: Mengenal Negara Anggota G20 dari Perekonomiannya

"Investasi yang semakin menurun akibat pandemi dan banyaknya pengangguran. Kondisi ini salah satu contoh dari luka akibat pandemi yang harus diatasi oleh semua negara dan ini perlu komunikasi yang sangat baik," kata Wempi dalam media briefing persiapan 2nd FCBD dan 1st FMCBG G20 Indonesia, Senin (14/2/2022).

Wempi menjelaskan, mengatasi luka akibat pandemi adalah salah satu dari 6 agenda yang diusung dalam G20. Selain luka memar, forum yang mengumpulkan 20 negara itu juga membahas kebijakan exit strategy, sustainable finance, financial inclussion, dan international taxaxion.

Lewat forum itu, seluruh negara anggota akan mencari solusi dan mengomunikasikan solusi tersebut agar tidak ada satupun negara yang tertinggal atau bahkan terkena dampak negatif.

"Temanya sangat relevan yang kita usung, recover together recover stronger. For the first time kami ingin memberikan suatu sense kepada global bahwa kita perlu pulih bersama pasca pandemi, dan pulihnya diupayakan bersama dan lebih kuat," beber Wempi.

Hasilnya, ada kebijakan pasca pandemi yang relevan untuk semua negara. Salah satunya dengan mengidentifikasi sektor mana saja di tiap negara yang terdampak pandemi.

Hal ini kata Wempi, sejalan dengan tiga pilar presidensi G20 Indonesia, yaitu mendorong produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, dan meyakinkan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.

"Spirit multirateralisme sangat penting. Tidak ada satu negara pun yang sekuat apapun dia, itu jadi satu-satunya solusi bagi pandemi. Karena ini adalah permasalahan global sehingga kerja sama global menjadi sangat penting," ucap Wempi.

Baca juga: Mengenal Presidensi G20 Indonesia dan 3 Isu Prioritasnya

Selain isu-isu tersebut, forum G20 juga akan membahas sistem pembayaran dalam era digital, termasuk soal transaksi pembayaran internasional (cross border payment) dan memperkenalkan mata uang digital (digital currency) bank sentral.

Lalu, keuangan berkelanjutan (sustainable finance, yang berfokus pada transisi menuju ekonomi hijau yang lebih adil dan terjangkau bagi semua negara.

"Buat negara-negara berkembang mereka butuh transisi dan framework untuk menuju ekonomi hijau dan bagaimana mengakses pasar terhadap investasi yang mengarah pada green economy," tandas Wempi.

Baca juga: Gubernur BI Beberkan 3 Fokus Utama Indonesia dalam Presidensi G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com