Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Minyak Goreng, Pedagang Pasar Surati Presiden Jokowi Minta Keadilan

Kompas.com - 10/03/2022, 11:39 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait minimnya pasokan minyak goreng murah di pasar tradisional hingga saat ini.

Lewat surat itu, APPSI meminta Jokowi untuk mengeluarkan instruksi tentang distribusi yang adil dan merata secara proporsional minyak goreng murah antara ritel modern dan pasar rakyat.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat APPSI Sudaryono mengatakan, pada dasarnya APSSI mengapresiasi pemerintah Jokowi yang sudah menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng.

Baca juga: Mendag: Minyak Goreng Melimpah, Melebihi Kebutuhan

Adapun rinciannya, HET Rp 11.500 per liter untuk minyak goreng curah, Rp13.500 per liter untuk minyak goreng kemasan sederhana, dan Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan premium.

Namun, ia mengkritik distribusi barang dan aturan kebijakannya yang tak merata. Bahkan, melihat realitas di lapangan cenderung mengabaikan azas keadilan.

Dia juga menyinggung distribusi seperti diprioritaskan untuk dijual di retail modern.

"Ketidakadilan berawal dari adanya kebijakan atas minyak goreng yang hanya untuk dijual di retail modern, sementara di pasar rakyat tidak jelas kebijakannya," kata Sudaryanto, dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com Kamis (10/3/2022).

Dengan begitu, menurut dia, pemerintah mengabaikan azas keadilan sehingga merugikan para pedagang pasar tradisional.

Sudaryanto juga menilai HET hanya berlaku untuk kemasan minyak goreng di retail modern saja.

Hal itulah, kata dia yang membuat banyak pembeli minyak goreng bergeser ke toko retail modern. "Banyak pelanggan pasar rakyat yang akhirnya belanja di retail modern. Hal ini tentu menguntungkan peretail modern dan merugikan pedagang pasar rakyat," ujarnya.

Baca juga: Minyak Goreng Murah Langka, Mendag: Ada yang Ditimbun dan Diselundupkan ke Luar Negeri
Sementara di sisi lain, stok minyak goreng di pasar tradisional tak banyak laku karena harga jualnya yang memang masih tinggi yaitu berkisar antara Rp 19.000 sampai Rp 21.000 per liter.

"Pedagang pasar rakyat selalu menjadi pihak yang dipersalahkan setiap kali ada kenaikan harga komoditi, sementara ketika ada program subsidi dari pemerintah, tidak dilibatkan secara aktif dari sejak awal," katanya.

Untuk itu, Sudaryono berharap agar Presiden Joko Widodo bisa lebih memperhatikan para pelaku pasar rakyat atau retail tradisional.

"APPSI memohon kepada Bapak Presiden untuk mengeluarkan instruksi tentang distribusi yang adil dan merata secara proporsional antara ritel modern dan pasar rakyat, sehingga tercipta suasana pasar yang kondusif," pungkasnya.

Baca juga: Minyak Goreng Langka, Kini Muncul Fenomena Jasa Titip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com