Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emil Salim Ajak Masyarakat Indonesia Untuk Belajar dari Alam

Kompas.com - 16/03/2022, 22:25 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ekonom Senior sekaligus Tokoh Lingkungan Hidup Emil Salim mengajak masyarakat untuk mengubah orientasi sikapnya dengan menjadikan alam sebagai subyek pembelajaran.

Dalam webinar Kompas Talk bersama Greenpeace “Transisi Menuju Ekonomi Hijau: Praktik dan Eksplorasi”, Emil menyebutkan, sejak revolusi industri manusia hanya menjadikan alam sebagai obyek pembangunan dengan ilmu sains sehingga membuat alam menjadi rusak.

“Indonesia sebagai negara Pancasila berkewajiban mengubah orientasi pembangunan dari alam sebagai obyek menjadi alam sebagai subyek,” ujarnya pada Rabu (16/3/2022).

Dia pun menjelaskan perbedaan cara pandang manusia terhadap alam dari sebelum era revolusi industri atau tahun 750 hingga tahun 1.250.

Baca juga: Manfaat Transisi Ekonomi Hijau bagi UMKM: Buka Peluang Usaha Baru hingga Kesempatan Ekspor

Pada abad ke-8 manusia melihat alam sebagai subyek untuk belajar. Misalnya tokoh Ibnu Sina mempelajari alam untuk kehidupan seperti penelitiannya pada zat klorofil yang memegang peranan penting untuk kesehatan manusia.

“Alam menjadi subyek maka diperhatikanlah mengapa daun itu hijau? Mengapa hijau daun dimakan oleh hewan? Mengapa manusia yang memakan hijau daun juga menjadi sehat?” ucapnya.

Singkatnya dari tahun 750 ke tahun 1.250 ada perubahan manusia yg melihat alam dan kemudian bertanya kenapa Tuhan menciptakan alam ini. Alam menjadi subyek, alam menjadi penentu pola hidup, alam menjadi guru.

Pada 1000 tahun kemudian ada perubahan cara pandang manusai terhadap alam. Lalu terjadi revolusi industri yang dimulai dari ditemukannya mesin uap yang menjadi sumber energi baru buatan manusia.

“Terlihat perbedaan bagaimana periode revolusi industri sampai saat ini manusia fokus untuk menundukkan alam sebagai obyek dengan ilmu sains dan teknologi yang berbeda,” kata dia.

Oleh karenanya, jika Indonesia ingin kembali menggunakan ekonomi hijau, maka masyarakat Indonesia harus mengubah cara pandangnya kepada alam.

Salah satunya dengan memiliki prinsip alam merupakan ciptaan Tuhan sehingga harus dijaga dan jangan dirusak.

“Jika Indonesia yang berdasarkan Pancasila ingin Indonesia lepas landas sangat penting untuk kembali pada pola pikir bagaimana kita belajar dari alam, bagaimana kita hindari apa yang tidak baik untuk alam seperti pencemaran, karbondioksida, membakar batubara, merusak sungai, menghancurkan dan membakar hutan, dan sebagainya,” tutur dia.

Baca juga: Jika Tak Terapkan Ekonomi Hijau, Indonesia Sulit Jadi Negara Maju 2045

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com