Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Merangkak Naik, Kapan BI Sesuaikan Suku Bunga?

Kompas.com - 13/04/2022, 13:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks harga konsumen (IHK) terus merangkak naik sejak awal tahun 2022. Bahkan hingga Maret kemarin, laju inflasi tahunan Indonesia telah mencapai 2,64 persen, disebabkan kenaikkan harga berbagai jenis komoditas.

Lantas dengan mulai naiknya inflasi nasional, kapan Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan? Mengingat peningkatan suku bunga acuan adalah salah satu bentuk kebijakan moneter yang digunakan untuk mengendalikan tingkat inflasi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral masih tetap pada pendiriannya untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen. Ditetapkannya suku bunga acuan pada level rendah ini telah memperhitungkan proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.

Baca juga: Hasil Survei BI Tunjukkan Keyakinan Konsumen Kembali Menurun, Ini Penyebabnya

Ia menjelaskan, BI hanya akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan apabila terjadi inflasi yang bersifat fundamental. Sementara itu, inflasi yang terjadi saat ini dinilai belum memberikan dampak rembetan.

"Jadi tekanan-tekanan harga pangan ataupun tekanan harga energi tentu saja Bank Indonesia tidak akan merespons first round impact, dampak pertamanya," kata dia, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).

"Yang kita respons adalah dampak rambatannya kalau inflasi itu kemudian berdampak secara fudamental terhadap inflasi, yang indikatornya tentu saja adalah inflasi inti," tambah Perry.

Oleh karenanya, Perry menegaskan, bank sentral saat ini masih melakukan pemantauan terhadap pergerakan harga yang terjadi di pasar. Evaluasi terhadap tingkat inflasi dan dampaknya terhadap perekonomian akan terus dilakukan BI.

Baca juga: BI Ungkap 3 Dampak Ketegangan Rusia-Ukraina dalam Pemulihan Ekonomi Global

Di tengah tren kenaikkan inflasi global, BI juga optimis tingkat inflasi masih akan terjaga di rentang yang telah ditetapkan, yakni 3 plus minus 1 persen, atau 2-4 persen.

"Pemerintah terus memantau tekanan-tekanan harga ke depan, bagaimana respons dari pasokannya, respons dari fiskalnya, dan kami bisa menakar dampak dari inflasinya," tutur Perry.

Lebih lanjut Perry bilang, sebelum melakukan penyesuaian suku bunga BI akan terlebih dahulu mengambil langkah awal, seperti pengurangan likuiditas atau normalisasi likuiditas. Ini sebenarnya sudah dilakukan bank sentral dengan meningkatkan giro wajib minimum (GWM) sejak Maret kemarin.

"Ke depannya, sesuai dengan perkiraan inflasi bagiamana menakar suku bunga yang sejauh ini kami pertahankan 3,5 persen, sampai ada tanda-tanda inflasi ke depan," ucap Perry.

Baca juga: BI Siapkan Uang Tunai Rp Rp 175,2 triliun Selama Periode Ramadhan dan Lebaran 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com