Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Investasi BUMN di GoTo, Nusron Wahid: Harus Dilihat Jangka Panjang

Kompas.com - 30/05/2022, 18:38 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid mengatakan, investasi Telkomsel ke GoTo dan beberapa BUMN ke startup lainnya jangan langsung dinilai rugi hanya berdasarkan melihat pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Darimana dianggap rugi? Yang mengatakan rugi itu hanya pihak-pihak yang ingin mengacau iklim investasi digital di Indonesia. Harus dilihat waktu masuk harga berapa, waktu jual harga berapa. Wong belum dijual kok sudah rugi dari mana? yang penting kan fundamentalnya bagus. Masak harga sementara dibuat acuan. Ngawur itu," ujar Nusron dalam keterangannya, Senin (30/5/2022).

Menurut dia, ada dua keuntungan dalam investasi GoTo yang bisa didapat BUMN. Pertama, penjualan data Telkomsel masuk dalam ekosistem digital, sehingga omzetnya akan naik. Kedua, harga saham GoTo waktu dijual ke depannya.

Baca juga: Menilik Kronologi Investasi Telkom di GOTO, Masih Cuan...

"Kalau belum dijual ya jangan dianggap rugi dong. Saya yakin nanti pada saat harga tinggi pasti justru secara valuasi dan buku mendapat keuntungan," kata dia.

Nusron Wahid menilai investasi Telkomsel di GoTo ini harus dilihat dalam jangka panjang. Hal ini justru langkah efektif untuk bisa mencegah dominasi perusahaan asing, dan tentunya mendorong ekosistem digital nasional untuk tumbuh.

investasi BUMN di sejumlah startup seperti di GoTo yang juga mendirikan MDI ventures untuk berinvestasi di berbagai startup lokal. Kemudian, ada Bank Mandiri melalui Mandiri Capital yang telah berinvestasi ke 23 startup lokal, beberapa di antaranya seperti KoinWorks, Crowde, sampai Investree. Ada juga BRI yang melakukan hal sama melalui BRI Ventures ke 21 perusahaan, salah satunya startup produsen sepatu merek lokal, Brodo.

Menurut Nusron, ini adalah strategi jangka panjang dalam upaya membangun ekosistem digital Indonesia. Kehadiran investasi BUMN pada startup lokal, kata dia, bisa menjawab kekhawatiran akan dominasi kepemilikan investor asing pada startup Indonesia.

"Ini juga sekaligus memberikan manfaat ekonomi dan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia" ujar Nusron.

Dia pun mengaku tak khawatir meski sejumlah startup lokal harga sahamnya saat ini sedang menurun. Ia menilai hal itu bukan lah suatu permasalahan besar, apalagi bagi startup yang sudah go publik.

Baca juga: Soal Telkom Rugi Investasi di GoTo, Stafsus Erick Thohir: Ini Bisnis Jangka Panjang, Bedakan dengan Jiwasraya

"Khusus start up yang sudah melakukan IPO di bursa, jangan dinilai hanya dari pergerakan harga saham, seperti case saham GoTo, yang minggu lalu ramai dibilang rugi, padahal itu hanya potential loss sesaat. Bahkan per 27 Mei malah harga saham GoTo naik lagi yang
menyebabkan ada potential profit sekitar 800 Milyar buat Telkom," kata Nusron.

Nusron menilai, potensi Indonesia dalam ekonomi digital sangat lah besar. Bahkan data Google menyebut jika diperkirakan ekonomi digital RI tumbuh 8 kali lebih besar dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau menjadi Rp 4.300 triliun pada 2030 mendatang.

"Dengan semakin banyaknya investasi yang dilakukan oleh BUMN pada startup lokal, akan menjadi modal bagus bagi Indonesia untuk mendorong sektor ekonomi digital, dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital paling besar di Asia Tenggara," papar Nusron.

Namun Nusron justru khawatir dengan sejumlah pihak yang menyalahkan langkah strategis BUMN dalam di industri digital hanya karena munculnya potential loss. Ia menilai hal itu bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi pengembangan ekosistem startup masa mendatang di Indonesia.

"Justru langkah nyata BUMN dalam mengembangkan ekosistem startup digital harus didukung, dan potensi penguatan ekosistem startup di Indonesia tidak lagi hanya bergantung kepada para investor asing," tutup Nusron Wahid.

Baca juga: GOTO Bakal Tambah Modal Melalui Private Placement

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com