Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digugat Rp 1,1 Triliun oleh Harmas Jalesveva, Bukalapak: Kami Siap Hadapi

Kompas.com - 05/07/2022, 17:28 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukalapak.com Tbk masih menunggu dokumen terkait gugatan kedua yang dilayangkan oleh pengembang properti, PT Harmas Jalesveva. Namun demikian, perusahaan e-commerce itu mengaku siap untuk menghadapi gugatan tersebut.

Sekretaris Perusahaan Bukalapak Perdana Saputro mengatakan, perusahaan masih menunggu berkas gugatan terkait dari pihak berwenang, untuk dipelajari dan disiapkan langkah-langkah hukum yang tersedia.

"Kami akan mengikuti proses dan mengambil langkah-langkah hukum yang tepat yang tersedia dalam koridor hukum, termasuk namun tidak terbatas untuk melakukan proses mediasi maupun menghadapi gugatan tersebut di Pengadilan Negeri," ujar dia dalam surat yang dikirimkan kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: Digugat Rp 1,1 Triliun oleh Harmas Jalesveva, Bukalapak Buka Suara

Kasus ini bukan merupakan gugatan pertama yang dilayangkan Harmas ke Bukalapak. Pada gugatan sebelumnya, majelis hakim PN Jakarta Selatan tak dapat menerima gugatan yang diajukan perusahaan tersebut.

Perdana menjelaskan, putusan pengadilan telah jelas mengabulkan eksepsi Bukalapak mengenai kurangnya pihak dalam gugatan (plurium litis consortium), sehingga gugatan Harmas tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

"Seperti saat kami menangani gugatan yang pertama (dimana kami telah memenangkan gugatan yang pertama tersebut), kami berkeyakinan bahwa posisi kami dalam perkara yang dimaksud adalah kuat dan jelas," tutur dia.

"Oleh karena itu, dengan itikad baik kami siap menghadapi gugatan kedua ini di Pengadilan Negeri," tambahnya.

Baca juga: Gramedia Tebar Diskon hingga 90 Persen di Online Book Fair

Terkait gugatan tersebut, Perdana mengklaim, tidak terdapat dampak material pada aspek operasional dan keuangan perseroan. Ia bilang perusahaan akan beroperasi secara normal.

"Perusahaan terus beroperasi sebagaimana biasanya untuk mewujudkan misi perseroan yaitu mewujudkan kesetaraan ekonomi untuk semua," ucap dia.

Sebagai informasi, Adapun Bukalapak kembali diguga Harmas Jalesveva sebesar Rp 1,1 triliun ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dilansir laman resmi PN Jakarta Selatan, gugatan bernomor perkara 575/Pdt.G/2022/PN JKT.SEtL terkait dengan pengerjaan proyek dan hilangnya pendapatan sewa selama 5 tahun.

Head of PR Bureau Bukalapak Monica Chua menjelaskan, pihaknya sempat berencana untuk menjalin kerja sama dengan Harmas dalam hal penyewaan lokasi kerja yang dituangkan ke dalam Letter of Intent.

Bukalapak, kata dia, sudah membayarkan down payment untuk memperkuat kerja sama tersebut. Namun, Bukalapak tidak dapat melanjutkan rencana penyewaan lokasi kerja dengan pertimbangan masih belum terpenuhinya kewajiban Harmas dalam penyediaan ruangan lokasi kerja.

Ia mengatakan, meskipun rencana ini tidak dilanjutkan, hingga saat ini Harmas belum memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan down payment tersebut kepada Bukalapak.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Emirates dan Etihad Jadi Calon Investor Garuda Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com