Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NPL Perbankan Capai 3,04 Persen per Mei 2022, Paling Tinggi Sektor Ini

Kompas.com - 13/09/2022, 14:38 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan kualitas kredit perbankan relatif stabil pada Mei 2022.

Hal ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang sebesar 3,04 persen per Mei 2022, meningkat tipis dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 3,00 persen.

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, secara kelompok, NPL kelompok kredit lapangan usaha menjadi yang tertinggi, yaitu 3,53 persen pada Mei 2022 atau sedikit meningkat dari Maret 2022 yang sebesar 2,50 persen.

Baca juga: OJK Diminta Punya Desain Besar Terkait Penyelesaian Kredit Bermasalah di Bank Swasta

Namun pada periode ini, terjadi pergeseran sektor lapangan usaha yang mengalami NPL tertinggi.

"NPL tertinggi pada Mei 2022 adalah sektor perikanan sebesar 6,31 persen, bergeser dari sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 5,69 persen yang sebelumnya selalu menempati posisi tertinggi," tulis Dendi dalam hasil risetnya, dikutip Selasa (13/9/2022).

Rasio NPL tertinggi selanjutnya berasal dari industri pengolahan sebesar 4,83 persen, perdagangan besar dan eceran sebesar 4,33 persen, dan konstruksi sebesar 4,00 persen.

Sementara itu, NPL kelompok kredit rumah tangga tidak sebesar kelompok kredit lapangan usaha. Namun peningkatannya lebih tinggi dari kelompok kredit lapangan usaha, yaitu meningkat dari 1,80 persen pada April 2022 menjadi 1,88 persen pada Mei 2022.

Adapun NPL tertinggi kredit rumah tangga per Mei 2022 masih pada kredit untuk pemilikan ruko atau rukan sebesar 5,09 persen, diikuti kredit untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 2,34 persen.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya melaporkan NPL per Juni 2022 turun menjadi 2,86 persen, kemudian meningkat ke level 2,90 persen per Juli 2022.

Baca juga: Ada Risiko Kredit Bermasalah Naik, Bagaimana Likuiditas Perbankan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com