Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah-Banggar DPR Sepakati RUU APBN 2023, Target Inflasi Naik Jadi 3,6 Persen

Kompas.com - 27/09/2022, 19:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati draf Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2023. Terdapat asumsi yang berubah dalam dari usulan awal dalam RAPBN 2022, yaitu target inflasi dan perkiraan nilai tukar rupiah.

Pada draf RUU APBN 2023 disepakati target inflasi pada tahun depan sebesar 3,6 persen, lebih tinggi dari usulan awal dalam Nota Keuangan yang sebesar 3,3 persen.

Sementara itu, kurs rupiah diperkirakan mencapai Rp 14.800 per dollar AS di 2023, lebih tinggi dari asumsi awal dalam Nota Keuangan yang sebesar Rp 14.750 per dollar AS.

"Pemerintah dan DPR telah mencapai persetujuan draf RUU APBN 2023. Dalam pembahasan itu, sejak RUU APBN 2023 dibahas telah melihat dinamika ketidakpastian global dari berbagai indikator-indikator yang ada," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Banggar DPR, Selasa (27/9/2022).

Baca juga: Depo Kontainer Terpadu Pertama di Indonesia Dibuka di NTT

Ia mengatakan, indikator-indikator yang menjadi perhatian pemerintah yaitu mulai dari pelemahan nilai mata uang berbagai negara, lonjakan inflasi di berbagai negara maju, hingga kebijakan moneter yang agresif oleh bank-bank sentral di dunia.

Oleh sebab itu, RUU APBN 2023 didesain untuk mampu mengantisipasi gejolak ekonomi tersebut. Meski demikian, Sri Mulyani memastikan dalam pengelolaan APBN akan dilakukan dengan hati-hati agar kesehatan dan keberlanjutan instrumen fiskal tersebut tetap terjaga.

"APBN 2022 harus tetap menjadi instrumen yang bisa diandalkan dan dioptimalkan, baik di dalam menahan berbagai shock yang terjadi agar kita bisa terus melindungi rakyat dari sisi daya beli mereka, dan melindungi perekonomian agar tetap bisa momentum pemulihan berjalan," jelasnya,

Adapun sejalan dengan perubahan asumsi nilai tukar rupiah, terjadi perubahan pada target pendapatan dan belanja negara di 2023.

Pemerintah menargetkan penerimaan akan mencapai Rp 2.463 triliun, lebih tinggi dari usulan awal dalam Nota Keuangan yang sebesar Rp 2.443,5 triliun. Sementara belanja negara tahun depan dipatok sebesar Rp 3.061,1 triliun, lebih tinggi dari usulan semula yang sebesar Rp 3.041,7 triliun.

Baca juga: Ini Langkah ID Food untuk Dorong Ekosistem Digital di Sektor Pangan

Secara rinci berikut asumsi dasar ekonomi makro tahun 2023:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,3 persen
  • Laju inflasi: 3,6 persen
  • Nilai tukar rupiah: Rp 14.800 per dollar AS
  • Tingkat Bunga SUN-10 tahun: 7,90 persen
  • Harga minyak mentah Indonesia: 90 dollar AS per barrel
  • Lifting Minyak Bumi: 660.000 barrel per hari
  • Lifting Gas Bumi: 1,1 juta barel setara minyak per hari

Sementara sasaran dan indikator pembangunan tahun 2023 sebagai berikut:

  • Tingkat kemiskinan: 7,5-8,5 persen
  • Tingkat pengangguran terbuka: 5,3 persen-6 persen
  • Rasio gini: 0,375-0,378
  • Indeks Pembangunan Manusia: 73,31-73,49
  • Nilai Tukar Petani (NTP): 105-107
  • Nilai Tukar Nelayan (NTN): 107-108

Baca juga: Siap-siap, BLT Ojol Cair Oktober 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com