Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Prospek Industri Asuransi di Tengah Potensi Resesi Global 2023

Kompas.com - 26/10/2022, 10:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun depan banyak pihak meramalkan akan terjadi resesi global atau resesi 2023. Industri asuransi sendiri tengah bersiap-siap untuk menghadapi ramalan resesi tersebut.

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, resesi dan inflasi global menimbulkan tantangan tersendiri bagi industri asuransi.

"Ada dorongan masyarakat membutuhkan dana tunai lebih besar maka akan ada dorongan penebusan polis pada kelompok menengah ke bawah," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

Baca juga: Menteri Basuki: Penyediaan Air Baku di IKN Nusantara Masih Cukup hingga 2030

Sementara ia bilang, golongan atas akan meningkatkan tabungannya di antaranya dengan membeli polis asuransi unit link premi tunggal atau sekaligus.

Golongan menengah ke atas di kota-kota besar dan kaum milenial sudah lebih mengenal produk-produk investasi keuangan dibanding kelompok menengah ke bawah.

Oleh karena itu, produk unit link dinilai cocok karena mengandung unsur proteksi sekaligus investasi yang sesuai dengan profil risiko kelompok tersebut.

Irvan menjelaskan, daya beli golongan atas memungkinkan untuk membayar premi sekaligus karena lebih murah daripada cicilan per bulan.

Baca juga: Stabil, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini


Namun demikian ia yakin, tren berasuransi tahun depan akan lebih optimistik dengan syarat reformasi industri asuransi terus berjalan.Terutama reformasi terkait rencana pembentukan Lembaga Penjamin Polis dan pembentukan Komisioner Eksekutif OJK khusus Perasuransian sesuai amanat RUU P2SK.

"Inisiatif digitalisasi dan kegaitan literasi asuransi oleh kalangan praktisi dan ancaman resesi akan meningkatkan minat berasuransi di kalangan menengah atas," imbuh dia.

Selain itu, Irvan menjabarkan, industri asuransi yang akan terdampak resesi global adalah asuransi jiwa, asuransi kredit, dan asuransi properti.

Sebaliknya, menurut prediksinya, asuransi yang bakal diminati tahun depan adalah asuransi jiwa unit link dan asuransi kesehatan.

Baca juga: Sudah 233 Perusahaan Kantongi Renewable Energy Certificate

"Karena ancaman resesi dan pandemi masih belum surut. Terutama ancaman penyakit baru gagal ginjal akut yang sedang meluas," kata dia.

Untuk itu, Irvan berharap industri asuransi dapat lebih inovatif menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari berbagai segmen, di samping terus meningkatkan digitalisasi.

"Sementara, masyarakat harus mengencangkan ikat pinggang, mengurangi konsumsi belanja, mempertajam prioritas, dan meningkatkan tabungan dan investasi," tandasnya.

Baca juga: 5 Jenis Investasi Syariah yang Menguntungkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com