Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Freeport 50 Tahun di Sini Tidak Pernah Melakukan Hilirisasi

Kompas.com - 29/10/2022, 08:00 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kalau keberadaan investasi China di Indonesia saling menguntungkan kedua belah pihak.

Luhut bilang, salah satu manfaat aliran modal dari China ke Indonesia adalah komitmen melakukan hilirisasi tambang. Di mana pemodal China rela membangun pabrik pengolahan mineral di Tanah Air.

Tak cuma itu, klaim Luhut, investor China juga tak pelit soal transfer teknologi. Dua hal itu yang dinilainya akan menguntungkan Indonesia.

Sebagai perbandingan saja, Luhut menyebut kalau perusahaan asal Amerika Serikat, Freeport, malahan baru bersedia melakukan hilirisasi setelah puluhan tahun menyedot kekayaan alam Indonesia. Itu pun setelah ditekan pemerintah Indonesia dan kini mayoritas sahamnya diakuisisi. 

Baca juga: Luhut Curhat Sering Dikritik soal Serbuan TKA China

"Kalau kita lihat Freeport 50 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi, perusahaan-perusahaan China itu masuk dengan hilirisasi, dengan teknologi yang juga sangat baik dan transfer teknologi," kata Luhut dikutip dari Antara, Sabtu (29/10/2022).

Selama puluhan tahun, Indonesia lebih banyak mengekspor bahan tambang mentah tanpa diolah lebih dulu. Dampaknya, tidak ada nilai tambah dan minim serapan tenaga kerja.

"Dulu kita bertumpu pada komoditas, orang lupa bahwa hilirisasi itu punya dampak yang luas," ucap Luhut.

Bantah didikte China

Luhut juga membantah kalau selama ini Indonesia terlalu banyak didikte pihak China. Ia mengaku punya data untuk meluruskan tuduhan tersebut.

"Jadi kalau orang katakan kita didikte China, sama sekali tidak benar. Apalagi dengan angka-angka ini. Jadi yang ingin saya sampaikan, apapun bentuk kerja sama China di Indonesia itu kita lakukan betul kerja sama yang saling menguntungkan," kata dia.

Baca juga: Sudah Molor 4 Tahun, Luhut Kali Ini Yakin Kereta Cepat Selesai di 2023

Secara angka, defisit perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok pun terus menurun dari 17 miliar dollar AS pada 2019 menjadi hanya 2,5 miliar dollar AS pada 2021.

Defisit neraca perdagangan kedua negara, lanjut Luhut, diprediksi sekitar 500 juta dollar AS atau kurang pada tahun ini.

"Dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang, bisa dilihat dari pertumbuhan sektor-sektor kritis dan semua itu saling menguntungkan," beber Luhut.

Ia menegaskan, kerja sama Indonesia-China saling menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia sama sekali tak dirugikan oleh investasi China.

Baca juga: 2 Proyek Jokowi Hubungkan Jakarta-Surabaya: Kereta Cepat dan Semi Cepat

"Saya ulangi, saling menguntungkan. Saya lihat China juga memberikan teknologi terbaik dia, dan juga China memberikan transfer teknologi, mendirikan politeknik di berbagai industri," imbuh dia.

Serbuan TKA China

Meski begitu, ia pun mengakui pada lima tahun pertama realisasi investasi Tiongkok ada banyak ahli dan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang datang di Indonesia.

Namun, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor Negeri Tirai Bambu.

"Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China) tapi memang kita tidak punya," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Singapura itu.

Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China itu mengatakan dalam tiga tahun terakhir, semakin banyak putera-puteri Indonesia yang bekerja di perusahaan China.

"Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu," ungkap dia.

Baca juga: Kala Jonan Tak Hadir Saat Jokowi Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Alasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com