Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Luhut: Freeport 50 Tahun di Sini Tidak Pernah Melakukan Hilirisasi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kalau keberadaan investasi China di Indonesia saling menguntungkan kedua belah pihak.

Luhut bilang, salah satu manfaat aliran modal dari China ke Indonesia adalah komitmen melakukan hilirisasi tambang. Di mana pemodal China rela membangun pabrik pengolahan mineral di Tanah Air.

Tak cuma itu, klaim Luhut, investor China juga tak pelit soal transfer teknologi. Dua hal itu yang dinilainya akan menguntungkan Indonesia.

Sebagai perbandingan saja, Luhut menyebut kalau perusahaan asal Amerika Serikat, Freeport, malahan baru bersedia melakukan hilirisasi setelah puluhan tahun menyedot kekayaan alam Indonesia. Itu pun setelah ditekan pemerintah Indonesia dan kini mayoritas sahamnya diakuisisi. 

"Kalau kita lihat Freeport 50 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi, perusahaan-perusahaan China itu masuk dengan hilirisasi, dengan teknologi yang juga sangat baik dan transfer teknologi," kata Luhut dikutip dari Antara, Sabtu (29/10/2022).

Selama puluhan tahun, Indonesia lebih banyak mengekspor bahan tambang mentah tanpa diolah lebih dulu. Dampaknya, tidak ada nilai tambah dan minim serapan tenaga kerja.

"Dulu kita bertumpu pada komoditas, orang lupa bahwa hilirisasi itu punya dampak yang luas," ucap Luhut.

Bantah didikte China

Luhut juga membantah kalau selama ini Indonesia terlalu banyak didikte pihak China. Ia mengaku punya data untuk meluruskan tuduhan tersebut.

"Jadi kalau orang katakan kita didikte China, sama sekali tidak benar. Apalagi dengan angka-angka ini. Jadi yang ingin saya sampaikan, apapun bentuk kerja sama China di Indonesia itu kita lakukan betul kerja sama yang saling menguntungkan," kata dia.

Secara angka, defisit perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok pun terus menurun dari 17 miliar dollar AS pada 2019 menjadi hanya 2,5 miliar dollar AS pada 2021.

Defisit neraca perdagangan kedua negara, lanjut Luhut, diprediksi sekitar 500 juta dollar AS atau kurang pada tahun ini.

"Dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang, bisa dilihat dari pertumbuhan sektor-sektor kritis dan semua itu saling menguntungkan," beber Luhut.

Ia menegaskan, kerja sama Indonesia-China saling menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia sama sekali tak dirugikan oleh investasi China.

"Saya ulangi, saling menguntungkan. Saya lihat China juga memberikan teknologi terbaik dia, dan juga China memberikan transfer teknologi, mendirikan politeknik di berbagai industri," imbuh dia.

Serbuan TKA China

Meski begitu, ia pun mengakui pada lima tahun pertama realisasi investasi Tiongkok ada banyak ahli dan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang datang di Indonesia.

Namun, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor Negeri Tirai Bambu.

"Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China) tapi memang kita tidak punya," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Singapura itu.

Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China itu mengatakan dalam tiga tahun terakhir, semakin banyak putera-puteri Indonesia yang bekerja di perusahaan China.

"Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu," ungkap dia.

https://money.kompas.com/read/2022/10/29/080056126/luhut-freeport-50-tahun-di-sini-tidak-pernah-melakukan-hilirisasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke