Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Cetak Rekor Laba Bersih, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/11/2022, 16:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten energi, PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencatatkan kinerja yang cemerlang hingga kuartal III-2022. Ini tercermin dari laba bersih perusahaan yang melesat, dan menyentuh level tertinggi.

Perusahaan dengan kode saham ADRO itu membukukan laba bersih sebesar 2,16 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 33,59 triliun (asumsi kurs Rp 15.550 per dollar AS). Ini tumbuh sebesar 366 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari 465,27 juta dollar AS.

Lonjakan laba bersih itu selaras dengan pendapatan usaha perusahaan yang juga mencapai rekor tertinggi, yakni 5,91 miliar dollar AS atau setara Rp 91,90 triliun. Realisasi ini tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar 2,57 miliar dollar AS.

Baca juga: Laba Bersih Astra Melesat 55,84 Persen Kuartal III-2022, Ini Penyebabnya

Adaro menyatakan, pertumbuhan pendapatan itu utamanya disebabkan oleh harga jual yang mendekati level tertinggi dalam sejarah, imbas dari cuaca buruk, keterbatasan suplai, dan peristiwa geopolitik. Tingginya harga juga membuat harga jual rata-rata (average selling price/ASP) Adaro meningkat.

Seiring dengang meningkatnya ASP, Adaro turut mendongkrak produksi dan penjualan batu bara. Perusahaan mencatat adanya pertumbuhan produksi dan penjualan batu bara masing-masing sebesar 14 persen menjadi 45,4 juta ton dan 44,2 juta don.

"Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, Adaro terus mengeksekusi strategi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, karena kami mengejar peningkatan melebihi 10 persen yoy untuk dua komponen ini," ujar Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, dalam keterangannya, Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Rapor Bank Digital Kuartal III 2022: ARTO, BBHI, AGRO Raup Laba, BANK dan BBYB Masih Rugi

Beban pokok juga tercatat mengalami peningkatan, namun tidak sepesat pendapatan. Tercatat beban pokok pendapatan Adaro tumbuh 59 persen secara yoy menjadi 2,55 miliar dollar AS.

Dengan realisasi-realisasi tersebut, Adaro membukukan EBITDA operasional sebesar 3,79 miliar dollar AS, melesat 231 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,15 miliar dollar AS. Kemudian, laba inti perusahaan melesat 262 persen menjadi 2,33 miliar dollar AS.

"Pendapatan, EBITDA dan laba bersih mencapai rekor tertinggi untuk sembilan bulan pertama dari setiap tahun sejak perusahaan didirikan 30 tahun lalu," ucap Garibaldi.

Baca juga: Naik 23,3 Persen, Laba Bank BJB Triwulan III 2022 Capai Rp 2,2 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com