Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecuali Jokowi, Semua Kepala Negara Pusing

Kompas.com - 02/12/2022, 13:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masih banyak kepala negara yang pusing akibat dari kondisi ekonomi global masih bergejolak. Namun Indonesia masih bisa ekonomi tumbuh positif pada Kuartal III - 2022.

“Keadaan dunia sedang sulit dan semua kepala negara pusing kepalanya. Indonesia tidak," kata Jokowi dikutip dari Kompas TV, Jumat (2/12/2022).

"Alhamdulillah patut kita syukuri, kita berada pada posisi yang baik di negara G20 kemarin kita termasuk growth, pertumbuhan ekonomi kita termasuk yang terbaik karena 5,72 persen. Tapi tetep kita harus hati-hati dan waspada,” kata dia lagi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, sudah banyak negara yang mengajukan diri ke Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memohon bantuan stabilisasi ekonomi.

Baca juga: Wacana KA Argo Parahyangan Ditumbalkan demi Kereta Cepat

Bahkan, jumlah negara yang meminta bantuan ke IMF saat ini jauh lebih banyak ketimbang saat krisis moneter melanda dunia tahun 1998 silam.

“Dulu 97/98 itu hanya 5 negara sudah geger, ini sudah 14 negara masuk pasien, 20 negara antre lagi di depan pintunya IMF untuk minta juga bantuan dan ada 66 negara yang rentan untuk ikut antre lagi di depannya IMF,” kata Jokowi.

Ia berujar, krisis global terjadi karena beberapa kejadian besar yang datang secara bersamaan. Kondisi ini memukul ekonomi banyak negara, tak terkecuali negara-negara maju.

“Ini yang kita harus memiliki perasaan yang sama, bahwa sekarang kita tidak berada pada posisi yang normal, tetapi pada posisi yang abnormal karena pandemi di awali pandemi," ungkap Jokowi.

"Perang di Ukraina, ketegangan geopolitik, muncul pesan baru krisis pangan krisis, energi krisis finansial, krisis biaya hidup di semua negara dan justru yang banyak di negara-negara maju," tambahnya.

Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak gara-gara Perhitungan China Salah

Indonesia dipuji IMF

Sebelumnya, Jokowi menyebut kalau kinerja perekonomian Indonesia cukup baik di tengah pelemahan ekonomi global, bahkan IMF memuji RI sebagai salah satu titik terang di tengah kondisi gelapnya global.

"Di tengah situasi ekonomi dunia yang sedang bergolak, alhamdulillah ekonomi kita termasuk yang terbaik, bahkan IMF mengatakan bahwa di tengah dunia yang gelap Indonesia adalah titik terang," ungkapnya beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, kinerja positif RI tercermin dari laju inflasi yang cukup terkendali ketimbang negara lainnya yang mencapai 10 persen, bahkan 75 persen. Adapun pada November 2022, tercatat laju inflasi Indonesia sebesar 5,42 persen (year on year/yoy).

Selain itu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif di kisaran 5 persen sepanjang tahun ini. Pada kuartal I-2022 ekonomi RI tumbuh 5,01 persen (yoy), kemudian tumbuh 5,44 persen (yoy) di kuartal II-2022, serta tumbuh 5,72 persen (yoy) di kuartal III-2022.

"Kita juga mengalami surplus perdagangan dunia selama 30 bulan terakhir berturut-turut. Ini sesuatu yang harus kita syukuri," kata dia.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Inggris Dilanda Krisis Akibat Kesalahan Sendiri

Meski demikian, Jokowi menekankan, Indonesia tetap perlu waspada dengan kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian. Ia bilang, kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak normal, sehingga diperlukan upaya bersama baik pemerintah pusat maupun daerah untuk bisa menghadapi tantangan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com