Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Perkirakan Bunga Deposito Akan Sentuh 3,7 Persen di Akhir 2023

Kompas.com - 08/12/2022, 08:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan kenaikan suku bunga deposito di perbankan nasional akan berada di level 3,7 persen hingga akhir 2023.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, prediksi tersebut dengan asumsi likuiditas perbankan masih cukup seperti saat ini.

Menurut dia, likuditas merupakan salah satu faktor yang paling menentukan pergerakan suku bunga simpanan, termasuk deposito. Dengan demikian, apabila likuditas mencukupi maka bunga deposito akan melandai tapi jika likuditas mengetat maka bunga deposito akan terkerek naik.

Baca juga: LPS Naikkan Suku Bunga Penjaminan Valas Jadi 1,75 Persen

Adapun pada Oktober 2022 likuditas perbankan masih dalam level yang memadai dengan rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) berada di level 130,17 persen dan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 29,46 persen.

"Saya enggak expect dia (suku bunga deposito) akan naik di atas 3,7 persen sampai akhir tahun depan, kalau likuiditas sistem perbankan seperti saat ini," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (7/12/2022).

Selain itu, pada November 2022 suku bunga pasar simpanan rupiah terpantau naik secara terbatas sebesar 37 bps jadi 2,84 persen dan suku bunga pasar simpanan valas terpantau naik sebesar 93 bps menjadi 1,37 persen.

Padahal Bank Indonesia (BI) telah empat kali menaikkan suku bunga acuan sebanyak 175 basis poin (bps) sejak Agustus lalu, kini menjadi berada di level 5,25 persen.

"Kalau kita lihat walaupun BI sudah naikkan suku bunga acuan cukup besar, bunga deposito rupiah naiknya juga masih landai. Ini utamanya karena supply uang di sistem masih cukup," ucapnya.

Oleh karena itu, ke depannya dia memprediksi akan ada kenaikan suku bunga deposito tapi tidak secepat dan seagresif kenaikan suku bunga acuan BI.

Justru, tambahnya, kenaikan suku bunga deposito akan sangat terpengaruh pada kenaikan suku bunga penjaminan LPS yang ke depannya akan dinaikkan secara bertahap saat likuiditas pasar semakin ketat.

"Tapi kalau saya lihat sih naiknya ngggak akan terlalu tajam, bahkan cenderung landai," kata Purbaya.

Selain itu, dia memprediksi kenaikan suku bunga simpanan valas akan cenderung lebih cepat mengalami kenaikan ketimbang simpanan rupiah. Pasalnya, suku bunga simpanan valas lebih terpengaruh pada kondisi di pasar global.

Berbeda dengan suku bunga simpanan rupiah yang pasokan likuiditasnya tergantung pasar dalam negeri sehingga akan lebih mudah dikenalikan oleh bank sentral.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com