Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Klaim Sudah Lakukan Gebrakan dalam Bersih-bersih BUMN

Kompas.com - 13/12/2022, 15:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim telah melakukan gebrakan demi gebrakan dalam aksi bersih-bersih di tubuh BUMN.

"Tentu ini hasil kerja para direksi dan komisaris, tidak mungkin hasil ini tercapai tanpa kinerja mereka dan tentu para Wamen saya dan tim di Kementerian BUMN yang sudah benar-benar menjaga transformasi BUMN," ujar Erick dalam siaran pers, Senin (12/12/2022).

Erick mengatakan, sejak menerima amanah sebagai Menteri BUMN pada 2019, ia berupaya mewujudkan transformasi BUMN yang menyeluruh dan komprehensif.

Baca juga: Erick Thohir: Guru Adalah Pahlawan Bangsa yang Harus Memiliki Tanda Jasa

Di tahun ketiga masa kerjanya, Erick mengaku bakal mendorong transformasi di BUMN mencapai 80 persen, dan bisa rampung 100 persen di tahun depan.

"Tidak mungkin revenue dan aset kita naik tanpa people dan system yang baik kita lakukan. Bagaimana tiga tahun terakhir, selama Covid-19, kita berkontribusi Rp 1.198 triliun atau Rp 68 triliun lebih tinggi daripada sebelum Covid-19," kata Erick.

Dia mengatakan, Kementerian BUMN untuk pertamakali juga telah meluncurkan laporan keuangan BUMN secara konsolidasi. Hasilnya kata dia, laba BUMN yang pada tahun lalu sebesar Rp 124,7 triliun, kini mencapai Rp 155 triliun hingga kuartal III-2022.

"Tantangannya bisa tidak berkelanjutan, kadang-kadang Indonesia kalau sudah bagus, ganti manajemen, kepemimpinan berubah lagi, oleh karena itu saya minta tetap fokus pada people dan system," ucapnya.

Baca juga: Erick Thohir: Gernas BBI Bisa Dorong UMKM Kalbar Go Global


Erick mengklaim semasa kepemimpinannya, BUMN mencatat peningkatan jumlah kepemimpinan perempuan, dengan target sebanyak 25 persen kepemimpinan strategis BUMN diisi oleh perempuan pada 2023.

Tak hanya itu, ia juga mengklaim telah meningkatkan efisiensi organisasi dan keuangan dan mengurangi jumlah perusahaan, dari 108 perusahaan menjadi 41 perusahaan dan terus diefisienkan pada tahun depan.

"Dulu, dari 108 perusahaan hanya 11 perusahaan yang menyumbang dividen untuk negara. Kini, dari 41 perusahaan ada 20 perusahaan yang turut menyumbang dividen," kata mantan Presiden Inter Milan itu.

Baca juga: Kelakar Erick Thohir, Ingin Minta FIFA Minta Tunda Laga Inggris Vs Prancis demi Malam Pertama Kaesang

Erick menyebut transformasi BUMN mulai membuahkan hasil dengan kondisi keuangan serta organisasi BUMN yang lebih kuat dan sehat. Dia juga yakin, BUMN bisa berperan lebih optimal sebagai tulang punggung ekosistem ekonomi nasional.

"Kini, meskipun transformasi BUMN belum mencapai 100 persen, Alhamdulillah BUMN telah berhasil membuka hingga 45 juta lapangan kerja bagi masyarakat melalui program-program yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat," ucap dia.

Bagi Erick, BUMN yang kuat dan sehat bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, serta mendorong kesejahteraan rakyat Indonesia tanpa ada satupun yang tertinggal.

Indonesia belum lama ini menyelenggarakan KTT G20, Erick mengaku tak ingin Indonesia sekadar menjadi pengikut dari ekosistem ekonomi bangsa lain.

Baca juga: Ada Potensi Resesi, Erick Thohir Pastikan BUMN Serap Hasil Panen Petani

Ke depannya Erick mengatakan melalui jaringan yang terbentuk pada momentum G20, BUMN akan terus mendorong program yang dapat berdampak pada kualitas kesejahteraan rakyat Indonesia.

"Momentumnya mungkin sudah lewat, namun banyak kesempatan yang bisa kita ciptakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan itu tidak boleh dilewatkan begitu saja. Selain mewujudkan visi tersebut, tidak kalah penting bagi Indonesia untuk terus peka dalam membaca iklim sosial politik dan ekonomi di tanah air,” ujarnya.

“Penting bagi para pemimpin bangsa untuk mengedepankan empati dalam membaca kebutuhan masyarakat. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki tahun politik yang rentan terhadap perubahan iklim sosial dan ekonomi masyarakat," sambung Erick.

Baca juga: Erick Thohir Siapkan Aturan “Blacklist” Komisaris dan Direksi BUMN yang Terlibat Kasus Hukum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com