Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Inflasi 2023 Akan di Bawah 4 Persen

Kompas.com - 19/01/2023, 18:41 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada 2023 akan lebih rendah dari tahun 2022, yaitu di bawah 4 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal ini karena BI melihat inflasi pada 2022 turun lebih cepat dari perkiraan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022.

Penurunan ini kata Perry didorong oleh kenaikan suku bunga acuan BI, stabilitas nilai tukar rupiah, gerapan nasional pengendalian inflasi (GNPI), dan koordinasi yang erat antara BI dan pemerintah.

Baca juga: Pastikan Inflasi Tepat Sasaran, BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.

"Ke depan bagaimana? Kami perkirakan bahwa inflasi inti pada Semester I 2023 ini akan lebih rendah dari 4 persen. Bahkan perkiraan-perkiraan kami tidak akan lebih tinggi dari 3,7 persen," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

Berdasarkan data BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 melonjak menjadi 5,95 persen yoy akibat kenaikan harga BBM.

Kemudian turun pada Oktober dan November menjadi 5,71 persen dan 5,42 persen lalu kembali naik di Desember menjadi 5,51 persen.

Inflasi pada 2022 itu, jauh lebih rendah dari prakiraan sesuai dengan consensus forecast 6,5 persen yoy. Demikian pula inflasi inti sebesar 3,36 persen yoy, jauh lebih rendah dari prakiraan BI sebesar 4,61 persen yoy.

Oleh karena itu, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Januari 2023 untuk memastikan inflasi inti tetap berada di kisaran 3 plus minus 1 persen pada Semester I 2023 dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada Semester II 2023.

Adapun kenaikan suku bunga acuan ini merupakan kenaikan keenam kalinya sejak Agustus 2022 dengan total kenaikan 225 bps.

"Dengan 225 bps yang kami lakukan secara kumulatif ini, inflasi inti pada Semester I 2023 kami bisa pastikan akan di bawah 4 persen bahkan tidak akan lebih dari 3,7 persen. Inflasi IHKnya setelah September akan kembali di bawah 4 persen," tuturnya.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com