Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Tergelincir 1 Persen gara-gara Sentimen Suku Bunga AS

Kompas.com - 28/02/2023, 07:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Senin (27/2/2023) waktu setempat, atau Selasa pagi waktu Indonesia/ WIB. Penurunan harga minyak mentah dunia tersebut dikarenakan kekhawatiran kenaikan suku bunga AS.

Mengutip CNBC, harga minyak Brent turun 83 sen atau 1 persen menjadi 82,33 dollar AS per barrel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 61 sen, atau 0,8 persen menjadi 75,71 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan hari Senin karena data ekonomi AS yang kuat membuat investor bersiap untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed untuk melawan inflasi.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Bagaimana dengan Harga Petalite?

Hal ini dinilai dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Tapi, penurunan dibatasi oleh kekhawatiran pasokan minyak, setelah Rusia menghentikan ekspor ke Polandia melalui jalur pipa utama.

Di sisi lain, pesanan baru untuk barang modal utama manufaktur AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari sementara pengiriman telah pulih. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan meningkat pada awal kuartal pertama.

Data ekonomi yang positif juga membantu pasar saham global untuk pulih, namun saham tetap mendekati posisi terendah dalam enam minggu karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa.

“Inflasi untuk layanan di Amerika Serikat tetap sangat tinggi,” kata Gubernur Fed AS Philip Jefferson.

Baca juga: Rencana Rusia Potong Ekspor Bikin Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen

Ketegangan China-AS

Menambah kekhawatiran permintaan minyak global, meningkatnya ketegangan China-AS memukul pasar ekuitas di China dan Hong Kong, sementara investor menunggu sinyal kebijakan dari Kongres Rakyat Nasional mendatang.

Pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan China belum bergerak untuk melonggarkan sanksi terhadap Rusia. Washington juga menjelaskan langkah seperti itu akan memiliki konsekuensi serius.

“Laporan Administrasi Informasi Energi AS menekan harga minyak, dimana stok minyak mentah AS naik ke level tertinggi sejak Mei 2021, dan kemungkinan besar akan terjadi minggu ini,” kata Bob Yawger di Mizuho.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com