Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Dulu Kita Impor Kereta Bekas, Masa Sekarang Impor Lagi?

Kompas.com - 03/03/2023, 20:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, rencana impor kereta bekas dari Jepang tidak seharusnya dilakukan lagi, mengingat sebelumnya hal ini juga sudah dilakukan.

"Jadi kita enggak boleh buat kesalahan seperti ini lagi. Dulu kita impor barang bekas (kereta), masa sekarang impor (kereta) bekas lagi," kata Luhut saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (3/3/2023).

Rencananya, pembahasan terkait impor kereta bekas dari Jepang akan dilakukan hari ini bersana Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan PT KAI pada hari ini.

Baca juga: Erick Thohir Khawatir Tarif KRL Naik jika Izin Impor Kereta Tidak Terbit

Namun, rapat tersebut batal dilakukan, dan akan di jadwalkan ulang pada Senin pekan depan (6/3/2023). Luhut juga enggan bicara lebih rinci terkait batalnya rapat tersebut.

"Soal KRL itu lagi kita mau rapatkan Senin. Kenapa rapat hari ini batal, karena masih ada sedikit yang belum," lanjut dia.

Impor kereta bekas dari Jepang diajukan oleh PT KAI, karena beberapa rangkaian kereta sudah tidak bisa digunakan lagi.

Namun, izin impor belum keluar karena ada perjanjian kerja sama dengan BUMN produsen kereta, PT INKA untuk memasok kereta untuk kebutuhan dalam negeri.

Baca juga: Kemenhub Dukung KCI Impor KRL Bekas dari Jepang

Luhut mengatakan, ada baiknya jika ada aturan yang mengikat agar tidak ada lagi impor kereta bekas untuk digunakan dalam negeri. Luhut mengakui, memang biaya untuk membuat kereta di dalam negeri lebih besar. Tapi dia yakin, perputaran uang nantinya akan besar dari situ.

"Kenapa enggak dibuat perencanaan supaya tidak impor lagi. Memang sedikit lebih mahal, tapi kan nanti berputar uangnya itu dalam negeri," tambahnya.

Namun di sisi lain, kereta produksi PT INKA akan selesai 2-3 tahun lagi. Menyikapi persoalan ini, Luhut berencana untuk mengirim tim BPKP untuk melakukan audit, agar tidak terjadi perselisihan soal harga dan memastikan kereta bukan dibeli dari pihak ketiga.

"Tapi kalau ini masalah waktu, enggak bisa. Kita mau kirim BPKP untuk melakukan audit lagi barangnya. Jadi barang itu di beli bukan dari tangan ketiga, dan kemudian harganya supaya harga yang benar, dan jangan ada penyimpangan harga," tegasnya.

Adapun jumlah impor kereta bekas adalah sebanyak 10 gerbong. Luhut bilang, pengadaan kereta sangat penting untuk menunjang mobilitas, sehingga rencana impor kereta perlu dilakukan sesegera mungkin.

"Memang harus kita lakukan dalam jangka waktu dekat, karena itu penting. Ada10-an gerbong ya," tegas Luhut.

Baca juga: Dilema Impor KRL Bekas, Kebutuhan Mendesak tapi Belum Direstui Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com