Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Sebut Tingkat Suku Bunga Acuan Sudah Memadai

Kompas.com - 16/03/2023, 16:15 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bank sentral tidak perlu lagi mengerek suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tahun ini. Tingkat suku bunga acuan dinilai sudah memadai kondisi perekonomian nasional saat ini, meskipun volatilitas pasar keuangan global tengah meningkat.

Perry menyadari, ketidakpastian global tengah meningkat pasca kebangkrutan 3 bank Amerika Serikat, yakni Silicon Valley Bank, Silvergate Bank, dan Signature Bank. Hal ini menimbulkan dampak terhambatnya aliran modal asing ke negara berkembang, yang kemudian menekan nilai tukar berbagai negara.

Akan tetapi, Perry menjelaskan, arah kebijakan BI utamanya didasari oleh laju inflasi serta prospek pertumbuhan ekonomi nasional. BI dipastikan tidak serta merta mengikuti arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

"Selalu begitu. Jadi tidak one to one direction, one to one corelation dengan Fed Fund," kata dia, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Terkait dengan inflasi, BI menilai lajunya masih terjaga. Jika dilihat, indeks harga konsumen (IHK) pada periode Februari 2023 memang masih meningkat menjadi 5,47 persen secara tahunan. Namun komponen inflasi inti menunjukan perlambatan menjadi 3,09 persen secara tahunan.

"Inflasi inti kan di sekitar 3 persen, malah turun. Target kita 3 plus minus 1 persen. Ini turun dan sekarang terkendali di sekitar 3 persen," tuturnya.

"Sehingga sebagai dasar pertimbangan suku bunga ya tidak perlu lagi. Makanya disebut memadai," tambah Perry.

Terkait dengan fluktuasi nilai tukar rupiah, Perry mengungkapkan, alih-alih mengerek suku bunga acuan, bank sentral memilih untuk melakukan intervensi dalam rangka melakukan stabilisasi.

Baca juga: Kandidat Gubernur BI dan Harapan Suku Bunga Rendah dari Presiden


"Stabilkan nilai tukar lah, intervensi lah, untuk mengendalikan memitigasi dampak gejolak dan juga untuk stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan kita," ucapnya.

Adapun intervensi pasar dilakukan dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, BI juga melakukan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN khususnya bagi masuknya investor portofolio asing.

Sebagai informasi, BI menahan suku bunga acuan BI7DRR pada level 5,75 persen dalam gelaran RDG Maret 2023. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5 persen dan lending facility tetap di level 6,5 persen.

Baca juga: BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan, Berikut Pertimbangannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com