Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Bertahan di Tengah Rencana Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+

Kompas.com - 04/04/2023, 07:19 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comBursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas hijau pada perdagangan Senin (3/4/2023) waktu setempat. Pergerakan bursa saham AS dibayangi oleh rencana penurunan produksi minyak OPEC+, yang dikhawatirkan memicu inflasi hingga resesi.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 327 poin (0,98 persen) pada 33.601,15, kemudian S&P 500 naik 0,37 persen menjadi 4.124,51. Sedangkan indeks acuan saham teknologi Nasdaq melemah 0,27 persen ke posisi 12.189,45.

Meski demikian Wall Street menunjukkan ketahanan meskipun diterpa sentimen dari rencana produksi minyak OPEC+ yang akan memangkas 1,16 juta barrel minyak mentah per hari. West Texas Intermediate futures naik 6,28 persen menjadi menetap di level 80,42 dollar AS per barrel, sementara Brent berjangka naik 6,31 persen menetap di 84,93 dollar AS per barrel.

Baca juga: Wall Street Berakhir Hijau, Saham JD.com yang Melonjak 4,3 Persen

Ahli strategi energi Morningstar Stephen Ellis mengatakan, prospek harga minyak yang lebih tinggi karena penurunan produksi bisa menambah kekhawatiran lebih lanjut ke Wall Street.

"Pemotongan sebenarnya itu sendiri tidak terlalu mengejutkan, mengingat peningkatan besar dalam persediaan global dan kekhawatiran resesi, yang kemungkinan meningkat akibat kesulitan perbankan baru-baru ini," katanya.

"Harga minyak yang lebih tinggi cenderung memberikan sedikit dorongan untuk inflasi, memberikan lebih banyak efek peredam pada perekonomian,” lanjut dia.

Tetapi Wall Street menepis sentimen negatif itu, dengan menunjukkan serangkaian data positif. Data utama yang dirilis pada kuartal pertama tampak positif, meskipun gejolak di sektor perbankan disorot oleh jatuhnya Silicon Valley Bank pada bulan Maret.

Nasdaq Composite memimpin penguatan kuartal ini dengan kenaikan 16,8 persen sementara S&P 500 naik 7 persen dalam tiga bulan pertama tahun. Dow tertinggal tetapi masih berhasil naik sebesar 0,4 persen.

Analis pasar senior OANDA Ed Moya berpendapat, reli baru-baru ini mungkin berumur pendek mengingat faktor ekonomi makro yang lebih kuat.

“Latar belakang makro saat ini tidak kondusif untuk reli pasar saham. Ini berarti, perekonomian terikat resesi karena konsumen jelas melemah, pinjaman akan menjadi buruk, ketidakpastian biaya energi akan tetap tinggi untuk sementara waktu, dan kebijakan moneter akhirnya membatasi dan akan merusak ekonomi,” kata Moya.

Minggu pertama kuartal baru ini merupakan pekan pendek bagi Wall Street, karena perdagangan akan ditutup kaerna libur Jumat Agung. Namun, akan ada beberapa bagian penting dari data ekonomi bagi investor, termasuk data pekerja, laporan penggajian swasta ADP dan laporan pekerjaan bulanan yang diawasi ketat.

Baca juga: Telkomsel-Indihome Bakal Digabung, Saham Singtel Akan Terdelusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Whats New
Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Spend Smart
Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Work Smart
Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Whats New
Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Whats New
BRImo Jadi 'Exclusive Mobile Banking Partner' di Ajang Spartan Race

BRImo Jadi "Exclusive Mobile Banking Partner" di Ajang Spartan Race

Whats New
Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Whats New
Telkom Bagi-bagi Dividen Rp 17,68 Triliun

Telkom Bagi-bagi Dividen Rp 17,68 Triliun

Whats New
Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 87,61 Dollar AS, Ini Pendongkraknya

Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 87,61 Dollar AS, Ini Pendongkraknya

Whats New
Aliran Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke

Aliran Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke

Whats New
Mantan Menkominfo Rudiantara Jadi Komisaris Utama DANA

Mantan Menkominfo Rudiantara Jadi Komisaris Utama DANA

Whats New
Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Whats New
IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com