Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WEF Ramal 14 Juta Pekerjaan Bakal Hilang dalam 5 Tahun ke Depan

Kompas.com - 01/05/2023, 12:37 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Pasar kerja global diproyeksikan bakal mengalami gangguan besar dalam lima tahun ke depan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh ekonomi yang melemah dan perusahaan yang meningkatkan adopsi teknologi, misalnya kecerdasan buatan (AI).

Temuan itu dilaporkan oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) berdasarkan survei terhadap lebih dari 800 perusahaan.

Dilansir dari CNN, WEF membeberkan, pemberi kerja berharap dapat menciptakan 69 juta pekerjaan baru pada tahun 2027 dan menghilangkan 83 juta posisi. Itu akan mengakibatkan hilangnya 14 juta pekerjaan, atau setara dengan 2 persen pekerjaan saat ini.

Baca juga: Beberapa Jenis Pekerjaan Ini Bisa Lolos dari Potensi PHK Perusahaan, Apa Saja?

Banyak faktor yang akan mengakibatkan banyak pasar tenaga kerja hilang selama periode tersebut. Pergeseran ke sistem energi terbarukan akan menjadi mesin yang kuat untuk menghasilkan lapangan kerja.

Namun, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan inflasi yang tinggi akan mendorong kerugian.

Sedangkan, terburu-buru untuk menggunakan kecerdasan buatan, justru bisa menjadi kekuatan positif atau negatif.

WEF memprediksi, perusahaan akan membutuhkan pekerja baru untuk membantu mereka menerapkan dan mengelola alat AI. Pekerjaan analis dan ilmuwan data, spesialis pembelajaran mesin, dan pakar keamanan siber diperkirakan akan tumbuh rata-rata 30 persen pada tahun 2027.

Pada saat yang sama, pertumbuhan kecerdasan buatan akan membahayakan banyak pekerjaan. Pekerjaan pencatatan dan administrasi akan merosot lebih dai 26 juta pada tahun 2027. Pegawai entri data dan sekretaris eksekutif diperkirakan akan mengalami kerugian paling banyak.

Terlepas dari sensasi baru-baru ini seputar alat seperti ChatGPT, otomatisasi telah berkembang perlahan di awal dekade ini.

WEF memperkirakan bahwa 34 persen dari semua tugas terkait bisnis saat ini dilakukan oleh mesin.

Ekspektasi untuk laju adopsi di masa mendatang juga telah direvisi turun. Pada tahun 2020, pemberi kerja mengira 47 persen tugas akan diotomatisasi pada tahun 2025. Sekarang mereka memperkirakan angka tersebut akan mencapai 42 persen pada tahun 2027

Sementara itu, WEF bilang perusahaan memikirkan kembali keterampilan apa yang dibutuhkan karyawan mereka. Perusahaan sekarang menghargai kemampuan untuk menggunakan alat AI secara efisien lebih dari pemrograman komputer.

Baca juga: Ada 46 Juta Pekerjaan Baru Tercipta hingga 2030, Ini 10 Keterampilan yang Paling Dicari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com