Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Sejarah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Kompas.com - 05/05/2023, 11:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau juga biasa disebut dengan Pelabuhan Perak adalah salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, terutama dari sisi lalu lintas kapalnya.

Sesuai namanya, Pelabuhan Perak Surabaya berlokasi di wilayah yang masuk Perak, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya.

Letaknya berada dekat dengan muara aliran Sungai Kalimas. Pelabuhan Perak ini bisa dibilang sudah ada sejak ratusan tahun lamanya, namun baru dikembangkan secara masif di era Hindia Belanda.

Sejak era Kolonial Belanda, Pelabuhan Perak menjadi pusat persinggahan maupun bongkar muat kapal-kapal dari Barat menuju Indonesia bagian Timur atau sebaliknya.

Selain sebagai hub ekspor impor, Tanjung Perak Surabaya juga melayani perjalanan penumpang kapal laut yang menuju ke berbagai tujuan, terutama kapal yang menuju kawasan Indonesia Timur.

Baca juga: Profil Pelabuhan Bakauheni Lampung, Jadwal, dan Harga Tiketnya

Pelabuhan Perak Surabaya juga dulunya menjadi kantor pusat bagi BUMN pelabuhan bernama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III.

BUMN yang kini digabung (merger) menjadi Pelindo Group ini juga merupakan pengelola atau operator dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sementara untuk kapal penumpang, lantaran bukan pelabuhan penyeberangan sebagaimana Merak-Bakauheni, angkutan pelayarannya bukan dilayani armada dari ASDP, melainkan kapal-kapal dari Pelni.

Profil Pelabuhan Perak Surabaya

Mengutip laman resmi Pelindo, Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan terbesar sekaligus yang tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Perak ini menjadi pusat perdagangan menuju kawasan Indonesia bagian timur.

Di sebelah Pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, tempat kapal-kapal ferry tujuan Pelabuhan Kamal, Bangkalan, bersandar.

Baca juga: Profil Pelabuhan Ketapang, Jadwal Kapal, dan Harga Tiketnya

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya berfungsi sebagai pengumpul dan distributor barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur.

Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh hinterland yang potensial maka Pelabuhan Perak menjadi Pusat Pelayaran Interinsulair Kawasan Timur Indonesia.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menjadi hub kapal di Indonesia, terutama di bagian timur. Pelabuhan Perak Surabaya juga melayani angkutan penumpang. KOMPAS.COM/MUCHLIS Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menjadi hub kapal di Indonesia, terutama di bagian timur. Pelabuhan Perak Surabaya juga melayani angkutan penumpang.

Pelabuhan penumpang Tanjung Perak menghubungkan Surabaya dengan kota-kota pelabuhan lain di Indonesia. Terminal penumpang Tanjung Perak bernama Gapura Surya Nusantara, menjadi terminal penumpang kapal laut termewah di Indonesia.

Terminal ini dilalui kapal ferry dengan rute Surabaya-Banjarmasin dan Surabaya-Makassar. Terminal ini dilengkapi dengan fasilitas dua buah garbarata untuk kapal yang menjadikan Tanjung Perak menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang menyediakan fasilitas ini.

Baca juga: Info Pelabuhan Merak, Jadwal Kapal, dan Harga Tiket

Pada 2015, kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak juga ditopang oleh kehadiran Terminal Pelabuhan Teluk Lamong. Nantinya antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Terminal Pelabuhan Teluk Lamong akan dihubungkan dengan sistem monorel petikemas pertama di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com