Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2023, 13:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kerja Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Helen Dewi Prameswari memastikan tidak menemukan malaria di Ibu Kota negara baru Nusantara atau IKN yang terletak di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Temuan yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa di kawasan IKN khususnya KIPP tidak ditemukan adanya malaria," ucapnya dikutip dari siaran pers Otorita IKN, Senin (8/5/2023).

Menurut dia, permasalahan malaria di wilayah IKN sebenarnya berasal dari wilayah lintas batas yang berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.

Tingginya angka kasus malaria di Kabupaten PPU merupakan muara kasus dari wilayah lintas batas kabupaten tersebut, di mana terdapat satu puskesmas rawat inap yang menjadi rujukan di sana. Hal tersebut disebabkan akses jalan yang bisa dilewati dari perbatasan hanya ke Kabupaten PPU.

Baca juga: Di Korsel, Otorita Janjikan IKN akan Jadi Kota Bebas Karbon pada 2045

Sementara itu, Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) Ponco Waluyo menjelaskan, kasus terakhir malaria yang ditemukan wilayah yang sekarang menjadi IKN terjadi pada November 2018.

"Itu kita temukan kasus indigenous terakhir yang di situ dan sampai sekarang tahun 2023 tidak pernah lagi kita temukan kasus indigenous,” kata Ponco.

Lebih lanjut Ponco menjelaskan, bebeberapa kasus malaria yang ditemukan di wilayah IKN merupakan kasus impor dari tempat lain.

"Misalnya kasus di Persemaian Semoi kemarin, itu ternyata bukan kasus asli dari yang digarap IKN saat ini. Itu kasus dari luar yaitu beberapa kasus yang positif dari pekerja daerah aliran sungai yang menanam sepanjang jalur yang ada di IKN,” ujarnya.

Tim Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) pun telah melakukan survei untuk kelompok pekerja yang berisiko. "Kemarin kita sudah lakukan sampel yang di pekerja konstruksi. Itu kita lakukan pemeriksaan hingga saat ini belum ada yang terpapar kasus malaria jadi sebenarnya itu aman," ucap Ponco.

Baca juga: Persoalan Lahan Bikin Investor Enggan Investasi, Ini Jawaban Otorita IKN

 


Berdasarkan informasi yang didapatkan Otorita IKN, wilayah endemis malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku kurang lebih 40 kilometer.

Sementara nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya satu sampai dua kilometer. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Otorita IKN melakukan sosialisasi dan koordinasi untuk mencegah penularan malaria di IKN.

Kawasan kemah yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu, di Titik Nol IKN ternyata merupakan daerah endemis malaria. Terkait hal itu, Pemkab PPU telah melakukan sejumlah upaya.

Tim Kesehatan Kemah Presiden Jokowi di IKN Nusantara dr Jansje Grace Makisurat menjelaskan, pada H-5 atau lima hari sebelum kedatangan Presiden di IKN Nusantara pada tahun lalu, pihaknya melepas briket larvasida di kolam-kolam atau lokasi genangan air yang ada di seputar lokasi kegiatan presiden.

Kemudian dilakukan fogging pada radius 50 meter hingga 1 kilometer dari lokasi kegiatan presiden dan rombongan. Pemda juga telah melakukan rapid diagnostic test (RDT) malaria, yakni pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit malaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com