Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Persen Masyarakat Jadi Miskin jika RI Ikuti Saran Bank Dunia

Kompas.com - 12/05/2023, 15:12 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk meningkatkan standar kategori masyarakat yang tergolong miskin. Hal ini dinilai penting untuk mendukung ambisi pemerintah dalam mengentas kemiskinan.

Dalam laporan Pathways Towards Economic Security Indonesia Poverty Assessment, Bank Dunia merekemondasikan pemerintah untuk meningkatkan garis kemiskinan paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) menjadi 3,20 dollar AS.

Rekomendasi itu lebih tinggi sekitar 1,20 dollar AS dari standar garis kemiskinan PPP yang diberlakukan pemerintah saat ini, yaitu 1,90 dollar AS per hari.

"Mengingat pembangunan dan ambisi Indonesia, definisi kemiskinan yang lebih luas, misalnya di sekitar garis kemiskinan 3,20 dollar AS akan lebih memadai," tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Sri Mulyani Terbitkan Aturan Biaya Perjalanan Dinas PNS, Simak Rinciannya

Respons Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku menyambut baik rekomendasi tersebut. Namun demikian, jika standar garis kemiskinan ditingkatkan, maka jumlah masyarakat Indonesia yang masuk ke kategori miskin akan melonjak.

"Ibu Satu (Direktur Bank Dunia untuk Indonesia) mengatakan, Anda bisa mengurangi kemiskinan ekstrem menjadi 0 tapi angka kemiskinan anda 1,9 dollar AS. Anda harus menggunakan 3 dollar AS," kata dia.

"Dan ketika dinaikkan menjadi 3 dollar AS, mendadak 40 persen orang menjadi miskin," tambah Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Praktik Timses Politik Masuk Daftar Penerima Bansos


Bendahara Negara itu menilai, wilayah-wilayah di Indonesia memiliki struktur harga yang berbeda. Dengan demikian, pengeluaran masyarakat tidak bisa disamaratakan.

Ia pun menceritakan, ketika dirinya berkunjung ke kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah, ia bisa mendapatkan makanan dengan harga yang lebih murah dibanding di Jakarta. Ini menjadi contoh nyata perbedaan strukkur harga antar wilayah.

"Ini di Semarang masih kota besar. Jika anda turun ke level yang lebih rendah, anda akan menemukan yang lebih murah," kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Bank Dunia Mendorong Saya Mengambil Risiko Politik

Dengan standar garis kemiskinan yang ada saat ini, Sri Mulyani menegaskan pemerintah terus berupaya mengurangi tingkat kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem. Bahkan, kemiskinan ekstrem ditargetkan mencapai 0 persen pada akhir 2024.

"Harapannya pada akhir 2024 progres menghapus kemiskinan ekstrem dapat tercapai. Saya pikir ada optimisme di kita," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Anggaran Pembangunan Jalan di Lampung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com