Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laju Inflasi Inti Kian Melambat

Kompas.com - 05/06/2023, 20:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju kenaikkan indeks harga konsumen (IHK) semakin melambat hingga Mei 2023. Perlambatan ini utamanya ditopang oleh penurunan komponen inflasi inti secara bulanan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, pada Mei lalu tingkat inflasi inti sebesar 0,06 persen secara bulanan (month to month/mtm). Realisasi itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,25 persen secara mtm.

"Perkembangan inflasi inti sejalan dengan normalisasi permintaan setelah periode HBKN Idulfitri serta penurunan tekanan harga komoditas global," tutur Erwin, dalam keterangannya, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Laju Penurunan Inflasi Lebih Cepat dari Perkiraan

"Komoditas utama penyumbang penurunan inflasi inti terutama berasal dari kelompok pakaian dan alas kaki," tambah dia.

Jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy), laju inflasi inti juga melambat. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2023 tercatat sebesar 2,66 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,83 persen.

Sementara itu, komponen inflasi bergejolak mengalami kenaikkan secara bulanan, yakni dari 0,29 persen menjadi 0,49 persen. Bank sentral menyebutkan, kenaikkan itu disumbang oleh inflasi komoditas bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras.

"Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada komoditas aneka cabai," kata Erwin.

Baca juga: BPS Catat Inflasi 0,09 Persen pada Mei 2023

Meskipun meningkat secara bulanan, secara tahunan komponen inflasi bergejolak melambat. Tercatat inflasi bergejolak pada Mei sebesar 3,28 persen secara yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,74 persen.

Adapun komponen inflasi harga diatur mencatat deflasi sebesar 0,25 persen secara mtm, menurun dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,69 persen. penurunan ini dipengaruhi oleh pola musiman setelah periode Hari Raya Idul Fitri, tecermin pada deflasi tarif angkutan udara dan angkutan antar kota sejalan dengan normalisasi tarif setelah periode HBKN Idulfitri.

"Deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi rokok kretek filter akibat kenaikan tarif cukai tembakau," kata Erwin.

Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 9,52 persen secara yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 10,32 persen.

Sebagai informasi, pada Mei lalu terjadi inflasi sebesar 0,09 persen secara mtm, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,33 persen. Jika dilihat secara tahunan, tingkat inflasi Mei sebear 4 persen, juga lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,33 persen.

"Perkembangan ini tidak terlepas dari respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking serta sinergi erat pengendalian inflasi," ucap Erwin.

Baca juga: Mengenal Beda Dampak Inflasi dan Resesi Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com