Oleh: Rangga Septio Wardana dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Empati merupakan soft skill yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Pasalnya, pemimpin yang memiliki empati akan mampu menyadari dan merasakan apa yang dialami oleh anggota timnya.
Dalam konteks ini, muncul istilah compassion leadership. Istilah ini merujuk pada seorang pemimpin yang memberikan empati terbaik bagi kemajuan tim, rekan kerja, dan perusahaan.
Topik ini pun menjadi pembahasan Dita Aisyah, Co-Founder Binar Academy dalam siniar Obsesif bertajuk “Peran Empati dalam Kepemimpinan dan Inovasi”, yang dapat diakses melalui tautan dik.si/ObsesifDita.
Compassionate leadership merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan empati kepada sekelilingnya. Gaya kepemimpinan ini mementingkan setiap anggota tim sebagai hal yang paling berharga.
Pemimpin yang memiliki tingkat empati tinggi cenderung lebih mudah memahami situasi dari sudut pandang yang beragam untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut sebuah riset berjudul Workplace Empathy Study, 90 persen karyawan percaya empati sangat vital untuk setiap pemimpin.
Namun, empati harus sejalan dengan tindakan nyata. Dalam Journal of Wharton School University of Pennsylvania, Jeff Weiner, mantan CEO LinkedIn memformulasikan compassion sebagai empati dan tindakan. Compassion berarti bagaimana seorang pemimpin mengambil tindakan berdasarkan perasaan empati.
Baca juga: 5 Cara Menemukan Passion Diri
Compassionate leader memiliki karakteristik utama sebagai pemimpin yang suportif, inklusif, bijaksana, jujur, dan fokus berkontribusi memberikan yang terbaik untuk orang di sekitarnya.
Selain itu, Gaya kepemimpinan ini juga memiliki dampak yang positif untuk inovasi dan keterlibatan anggota tim.
Dalam Harvard Business Review, Satya Nadella, CEO dari Microsoft mengatakan bahwa empati dapat membuat orang terpacu untuk menciptakan inovasi untuk kepentingan banyak orang.
Empati akan memunculkan gagasan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat. Gagasan tersebut kemudian direalisasikan dengan sebuah tindakan nyata.
Ketika compassionate leader memimpin, mereka akan memberikan dorongan kepada anggotanya untuk melakukan inovasi.
Rasmus Hoggard Jacqueline Carter dalam bukunya yang berjudul Compassionate Leadership: How to Do Hard Things in a Human Way menyebutkan, pemimpin yang mempraktikkan compassion 14 persen lebih efektif untuk memberikan dorongan kepada anggota tim.
Berdasarkan sebuah penelitian Empathy in the Workplace, 76 persen karyawan dengan pemimpin yang berempati akan merasa lebih dilibatkan dalam setiap kegiatan, sehingga akan lebih berkomitmen pada perusahaan
Compassionate leader akan mendorong anggota tim untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih produktif. Selain itu, gaya kepemimpinan ini juga akan berdampak positif bagi semua pihak, baik kepada orang yang dipimpin maupun yang memimpin.
Baca juga: Mengenal Beda Dampak Inflasi dan Resesi Ekonomi
Dengarkan informasi lengkapnya dalam siniar Obsesif episode “Peran Empati dalam Kepemimpinan dan Inovasi” di Spotify dengan tautan akses dik.si/ObsesifDita.
Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk job seeker dan fresh graduate.
Ikuti siniar Obsesif dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.