Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Terang Pertamina Ambil Alih Blok Masela dari Shell

Kompas.com - 18/06/2023, 11:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepastian PT Pertamina (Persero) mengambilalih hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Blok Masela sebesar 35 persen sudah mencapai titik terang.  Rencananya, transaksi ini akan dilakukan pada akhir Juni 2023.

Hal tersebut seiring dengan dicapainya kesepakatan antara Pertamina dan Shell setelah proses pelepasan (divestasi) hak partisipasi berjalan alot karena terkendala nilai akuisisi.

Mulanya hak partisipasi Blok Masela dimiliki oleh Inpex Corporation dengan porsi saham sebesar 65 persen dan Shell sebesar 35 persen. Pada 2019, Shell pun menyatakan mundur dan melepas hak partisipasinya dari Blok Masela.

Dengan demikian, perlu dicari pengganti Shell untuk menjadi mitra Inpex mengelola proyek gas yang berlokasi di Laut Arafuru, Maluku tersebut. Perusahaan yang berminat di antaranya ada Pertamina.

Baca juga: Erick Thohir Marah, Minta Pertamina Tindak Tegas Pekerja yang Lempar Anjing Hidup ke Buaya

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun sempat geram dengan Shell karena proses negosiasi yang berlarut-larut, sehingga proyek gas di Blok Masela tak kunjung digarap.

"Sekarang ini yang merasa dirugikan ya Indonesia, kita enggak mau hal ini terjadi. Inpex itu ada kesungguhannya, tapi enggak tahu Shell ini udah mundur tapi enggak bertanggung jawab," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Kini proses divestasi yang sudah dimulai sejak 2019 menemukan titik terang. Arifin bilang, Pertamina dan Shell sudah mencapai kesepakatan harga terkait pengambilalihan hak partisipasi, namun ia enggan membeberkan besaran nilainya.

"Sudah ada angkanya, masuk dalam targetnya yang akan ambil participating interest (Pertamina) dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Itu (pembayaran) separuhnya dulu sebagai tanda jadi, tanda serius," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Sebelumnya, pada Jumat (9/6/2023) lalu, Arifin mengungkapkan bahwa harga pelepasan hak partisipasi Shell ke Pertamina jauh lebih rendah dari angka yang sebelumnya disebut-sebut mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,8 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dollar AS).

Adapun dalam pengelolaan Blok Masela ke depannya akan diterapkan teknologi carbon capture storage (CCS) untuk menekan emisi di blok seluas 2.503 kilometer tersebut. Maka nilai investasinya diperkirakan bertambah sekitar 1,1-1,4 miliar dollar AS.

Oleh sebab itu, saat ini tengah dilakukan revisi rencana pengembangan atau plant of development (PoD) Blok Masela. Inpex sendiri telah menyampaikan surat Final Revisi 2 Rencana Pengembangan Lapangan 1 (Revisi 2 POD I) dengan memasukkan proyek CCS kepada SKK Migas pada 4 April 2023.

Kementerian ESDM mencatat, lapangan abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat. Proyek ini termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Baca juga: Ambil Alih Blok Masela, Pertamina Bayar Separuh Dulu ke Shell

RI bakal surplus gas 10 tahun mendatang

Menurut perhitungan Kementerian ESDM, dalam satu dekade ke depan, Indonesia diproyeksikan akan surplus pasokan gas bumi seiring dengan beroperasinya sejumlah proyek gas, termasuk Blok Masela.

Koordinator Penyiapan Program Migas Rizal Fajar Muttaqien mengatakan, berdasarkan Neraca Gas Indonesia (NGI) 2023-2032, secara nasional kebutuhan gas RI hingga 2032 dapat dipenuhi dari proyek-proyek gas dan pasokan potensial.

Dalam beberapa tahun ke depan, lanjutnya, akan ada pasokan liquefied natural gas (LNG) dari Bontang, Tangguh, dan Masela yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri guna mendukung transisi energi.

"Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami surplus gas di beberapa wilayah di Indonesia. Negara kita masih memiliki peluang untuk memproduksi LNG secara signifikan hingga tahun 2035," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (18/6/2023).

Adapun Kementerian ESDM memperkirakan, produksi LNG Bontang di 2026 mencapai 27,7 kargo dan meningkat menjadi 56,2 kargo pada tahun berikutnya. Sementara produksi dari Blok Masela pada 2028 diperkirakan mencapai 149,2 kargo dan relatif stabil. hingga 2035.

Potensi gas bumi Indonesia cukup menjanjikan dengan cadangan terbukti sekitar 41,62 Tcf. Meski cadangannya tidak signifikan dibandingkan cadangan dunia, namun RI masih memiliki 68 cekungan potensial yang belum tereksplorasi yang saat ini ditawarkan kepada investor.

Baca juga: Shell Melunak Usai Disentil Pemerintah soal Blok Masela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com