Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanjutkan Kenakan, IHSG Awal Sesi Tembus Level Psikologis 6.900

Kompas.com - 17/07/2023, 09:38 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (17/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.06 WIB, IHSG berada pada level 6.901,13 atau naik 31,56 poin (0,46 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.869,57.

Sebanyak 246 saham melaju di zona hijau dan 126 saham di zona merah. Sedangkan 232 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 500,1 miliar dengan volume 1,4 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melanjutkan penguatan. Hal ini didorong oleh sentimen arus modal asing yang membanjiri RI.

“Pencapaian aliran masuk modal asing tersebut tentunya masih memiliki potensi meningkat hingga akhir tahun ini, hal ini tidak terlepas kondisi fundamental ekonomi dalam negeri yang terus membaik. Kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan potensi koreksi, pada kisaran 6.839 – 6.894,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas melaju di teritori positif. Indeks Strait Times Singapura naik 0,31 persen (10,17 poin) pada posisi 3.248,63, Hang Seng Hongkong menguat 63,16 poin (0,33 persen) ke posisi 19.413,77, dan indeks Komposit Shanghai China bertambah 0,04 persen (1,2 poin) di posisi 3.237,7. Sementara itu, Indeks Nikkei Jepang melemah 0,09 persen (28 poin) menjadi 3.2391,3,

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada pada level Rp 15.000 per dollar AS, atau turun 41 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.958 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, hari ini penguatan rupiah masih berpotensi tertahan karena fokus pasar ke pengumuman suku bunga AS pekan depan. Survei CME FedWatch Tool menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin memiliki probabilitas lebih dari 96 persen.

“Penguatan rupiah terhadap dollar AS bisa saja tertahan hari ini bila fokus pasar ke pengumuman suku bunga AS pekan depan. Data ekonomi China juga jadi penggerak pasar. Rupiah bisa terbantu menguat bila data-data ekonomi China tersebut lebih bagus dari ekspektasi,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Dari dalam negeri, pasar akan memperhatikan data Trade balance bulan Juni. Bila memperlihatkan surplus yang lebih tinggi dari perkiraan, ini tentunya dapat menjaga nilai tukar rupiah. Ariston memperkirakan rupiah bisa melemah dengan resisten Rp 14.980 sampai dengan Rp 15.000 dengan potensi support di kisaran Rp 14.930 per dollar AS.

Baca juga: Mengakhiri Pekan, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com